Mohon tunggu...
Mugi
Mugi Mohon Tunggu... Freelancer - Let me know if you have a time machine

Sedang belajar

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Kutukan Pantai Viral (Bagian 4)

16 Juli 2024   21:19 Diperbarui: 16 Juli 2024   21:39 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Horor. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Mystic Art Design

Nina, yang terduduk dengan tubuh kaku dan mata terbelalak, tidak merespons. Napasnya terdengar cepat dan dangkal, tanda bahwa ia terjebak dalam rasa takut yang mendalam. Tangannya mencengkeram erat celana yang dikenakannya, seakan-akan itu adalah satu-satunya pegangan yang bisa memberinya rasa aman. Wajahnya pucat, dan bibirnya bergetar seolah ingin berbicara, tetapi tidak mampu.

Lis berlutut di depan Nina, berusaha menangkap pandangan anaknya.

"Sudah..., sudah..., tidak apa-apa. semuanya baik-baik saja. Ibu ada di sini," katanya dengan suara setenang mungkin. Tangannya lalu menyentuh bahu sang anak, memberikan sentuhan penuh kasih sayang yang diharapkannya bisa menenangkan.

Perlahan, Nina mengalihkan pandangannya ke arah ibunya, air mata menggenang di sudut matanya. "Bu..., aku takut," bisiknya, suaranya hampir tak terdengar.

Lis memeluk anaknya dengan penuh kehangatan, menepuk-nepuk punggungnya dengan lembut. "Tidak apa-apa, Ibu di sini. Kamu aman," ujarnya mencoba menenangkan diri anaknya meski hatinya sendiri juga gelisah ketika melihat album lawas yang tergeletak terbuka tak jauh dari anaknya.

Dengan dukungan ibunya, ketakutan di wajah Nina mulai mereda. Meskipun masih ada sisa-sisa kecemasan, kehadiran sang ibu sungguh memberikan rasa aman yang sangat ia butuhkan. Selama beberapa saat, ibu dan anak itu tetap berpelukan, membiarkan waktu menyembuhkan rasa takut yang menghantui mereka masing-masing.

Ketika Nina dan dirinya sendiri telah lebih tenang, Lis membimbing anaknya ke sofa. Setelah duduk, ia memandang putri yang amat dicintainya itu. Matanya kemudian bertemu dengan mata Nina. Sejenak, ia merasa terbebani oleh sesuatu yang berat dan menekan.

Lis menggenggam tangan anaknya, berharap hal itu dapat memberikan rasa nyaman, bagi anaknya dan dirinya sendiri.

"Ibu tahu ini mungkin tidak mudah untuk kamu dengar. Tapi, ada sesuatu yang sudah lama ibu sembunyikan darimu. Ibu merasa sekarang adalah waktu yang tepat untuk membicarakannya."

Wajah Nina menampilkan ekspresi bingung dan khawatir. "Apa, Bu? Ada apa sebenarnya?"

Lis menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan detak jantungnya yang terasa semakin cepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun