Mohon tunggu...
Mugi Wahyudi
Mugi Wahyudi Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Inggris

Pelari hobi dan senang bercerita. Baca cerita mingguan sebagai pehobi lari di sini. Bakalan banyak cerita yang bisa dibaca dari mulai rute lari, jarak tempuh, sampai ulasan-ulasan tentang perlengkapan lari.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Cerita Lari Hari Ini: Solo Run HUT RI ke-79

19 Agustus 2024   13:21 Diperbarui: 19 Agustus 2024   15:36 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Dari judulnya mungkin teman-teman sudah bisa menebak kalo tulisan ini bakalan bahas soal lari di hari spesial yang dirayakan oleh semua orang dari Sabang sampai Merauke, dari Presiden sampai rakyat merayakan hari spesial ini. Sudah menjadi tradisi tahunan jika tanggal 17 Agustus akan diperingati dengan berbagai macam acara. 

Dari acara formal seperti upacara bendera di setiap instansi pemerintah maupun swasta, hingga acara non-formal seperti perlombaan sampai konvoi. Terus, bagaimana aku merayakan HUT RI ke - 79 sembilan ini? Ikut upacara kah atau ikut serta dalam perlombaan di sekitar tempat tinggal?

Tentu saja tidak keduanya. Meskipun semua kesempatannya ada. Pada akhirnya aku memilih untuk merayakannya dengan berlari sejauh 7.9KM. Pada awalnya sempat terpikir untuk mengambil jarak 17KM agar sesuai dengan tanggal dirayakannya hari kemerdekaan Indonesia. 

Namun, mengingat masih ada cidera yang belum pulih secara total, mileage mingguan yang kurang, dan juga PR untuk berlari 40 menit saja, akhirnya aku memutuskan untuk mengambil jarak 7.9KM saja. Angka yang nanggung, tapi mengingat ini adalah hari yang spesial, aku pikir enggak masalah. Toh banyak juga orang pilih jarak yang sama.

Sebelum pergi lari, aku sempat mengobrol dengan istri

"Kayaknya nanti pas lari, bakalan disuruh berhenti sebentar deh."

"Kenapa emang?"

"Aku baca kemaren kalo beberapa titik di Bandung bakal diminta buat berhenti karna upacara."

Aku pilih rute sekitar Saparua. Bukan tanpa alasan, karena jalanan sekitar Saparua masih banyak pohon-pohon rindang yang tumbuh dan terjaga sepanjang jalan, selain itu juga jika masuk akhir pekan, terutama di pagi hari, suasananya cukup membikin nyaman untuk lari di jalan. Tidak banyak kendaraan yang melintas dan juga sering berjumpa dengan komunitas-komunitas lari lainnya.

Selama aku berlari di sekitar jalan Saparua - Riau - Dago, semuanya berjalan lancar walaupun tepat di depan Gedung Sate jalanan di tutup karena ada upacara yang tengah digelar di Lapangan Gasibu, sehingga arus lalu lintas sedikit dialihkan sementara. Selain itu, aku melihat beberapa instansi pemerintah seperti Museum Geologi dan Radio RRI tengah mengadakan upacara bendera juga. Menyenangkan bisa melihat kegiatan upacara bendera selama berlari.

Setelah melintasi Jalan Diponegoro, aku melanjutkan ke arah Jl. Ir. H. Djuanda (Dago). Jalan ini salah satu sweet spot buat siapapun yang berlari ataupun bersepeda. Selain jalannya sedikit menurun, di jalan ini juga banyak fotografer yang siap mengabadikan momen olahraga siapapun yang melintas. Teman-teman bisa menebus fotonya via aplikasi atau bisa juga langsung tanyakan kepada fotografernya agar bisa nego soal harga yang ditawarkan oleh mereka. Biasanya mereka patok harga Rp35.000 - Rp40.000 untuk satu foto. Tebus banyak? tentu saja akan jauh lebih murah harganya.

Memasuki KM 6, ada yang membikin aku terheran-heran. Banyak kendaraan yang berhenti.

"Masak jam segini macet sih."

Ternyata apa yang aku obrolkan dengan istriku sebelum pergi lari tadi kejadian. Salah satu instansi pemerintah sedang melakukan pengibaran bendera. Mendadak siapapun yang melintas wajib berhenti. Tidak terkecuali pejalan kaki. Semuanya mengangkat tangan, memberi hormat kepada sang saka merah putih. Pengalaman unik dan mungkin belum tentu terulang kembali di waktu yang akan datang.

Berlari sejauh 7.9KM selesai sudah. Ternyata menyenangkan juga bisa merayakan sebuah hari spesial dengan berlari sendiri, menentukan rute sendiri, dan juga berjumpa teman-teman komunitas lainnya yang juga sedang melakukan hal serupa. Bedanya mereka ada yang memilih Long Run 17KM atau 19.45KM. Setelah selesai akupun pulang bersama kendaraan-kendaraan roda dua yang tengah melakukan konvoi. Sepetrinya aku salah jam pulang. :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun