Mohon tunggu...
Mufti Aminudin
Mufti Aminudin Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mitos dan Fakta HIV / AIDS serta Akibatnya

17 April 2019   22:40 Diperbarui: 17 April 2019   22:51 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Fakta: HIV tidak dapat menduplikasi DNA nyamuk sehingga HIV tidak dapat hidup dalam tubuh nyamuk

6.  Anak dari ibu yang terinfeksi HIV pasti juga positif HIV

Fakta: Dengan program PMTCT (Pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi), penularan HIV dapat dihindarkan dari ibu positif HIV ke bayinya, dengan bantuan teknologi kedokteran.

7. Pemakaian kondom tetap dapat menularkan HIV

Fakta: Ukuran HIV memang lebih kecil dari pori-pori kondom namun HIV tidak dapat hidup tanpa cairan tubuh manusia (darah, cairan sperma, cairan vagina, dan ASI). Untuk menembus pori-pori kondom, HIV harus keluar dari cairan tersebut, namun itu berarti HIV akan mati. Selama  kondom digunakan sesuai dengan aturan yang benar, penularan HIV tetap dapat dihindari.

8.  HIV dan AIDS dapat menular lewat kontak sosial sehari-hari

Fakta: HIV dan AIDS tidak dapat menular lewat kontak sosial seperti alat makan / minum , bersalaman, menggunakan WC umum bersama orang              yang terinfeksi HIV dan AIDS

Akibat Mitos

Mitos-mitos yang beredar di masyarakat seputar HIV dan AIDS dapat memunculkan sikap dan perilaku yang merugikan tidak hanya orang lain, tapi juga diri sendiri, misalnya:

  1. Pemahaman orang menjadi semakin keliru
  2. Masyarakat menjadi tidak peduli dengan isu HIV dan AIDS karena dianggap hanya akan menginfeksi golongan tertentu saja
  3. Masyarakat merasa tidak perlu melakukan upaya pencegahan penularan karena menganggap dirinya bukan golongan yang berpotensi terinfeksi
  4. Program pencegahan penularan HIV dan AIDS hanya difokuskan pada golongan tertentu, padahal semua orang memiliki kemungkinan terinfeksi
  5. Munculnya kebencian dan diskriminasi terhadap golongan tertentu yang dianggap berpotensi terinfeksi HIV
  6. Munculnya stigma dan diskriminasi terhadap ODHA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun