Mohon tunggu...
Mufid Nur Hasyim
Mufid Nur Hasyim Mohon Tunggu... Novelis - Penulis lepas

Deep Contemplation On Strategy | PR & Strategy Consultant | Strategic Thinker

Selanjutnya

Tutup

Politik

Buntut Kasus Ahok, Indonesia Terancam Perang Nuklir?

14 Mei 2017   12:44 Diperbarui: 14 Mei 2017   12:58 3148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konklusi

Perang Terminologi dalam dunia Perang Media berpotensi beralih menjadi perang fisik dalam dunia perang konvensional. Perang Dunia II yang telah kita saksikan bersama berawal dari Perang Terminologi. Bangsa Jerman menganggap diri mereka adalah Ras Aria, Ras yang paling unggul di dunia, yang ditandai dengan doktrin 'Deutsch Uber Alle'. Klaim dan definisi atas terminologi Ras Aria tersebut memberikan Jerman legitimasi dan kekuatan moral untuk menundukkan bangsa lain. Akhirnya, Perang Terminologi (Perang nuklirnya dunia Perang Media) yang mengawali Perang Dunia II tersebut, benar-benar diakhiri dengan ledakan nuklir (Bom Hiroshima dan Nagasaki.

Tragis sekali apabila sejarah yang terjadi pada Perang Dunia II, yang bermula dari Perang Terminologi yang mengerikan ini, terulang di Indonesia. Bangsa Indonesia sama sekali tidak mendapatkan keuntungan dari Perang Terminologi, apabila sudah benar-benar terjadi dan pecah menjadi perang fisik. Saya yakin kita semua sama sekali tidak mengharapkan itu. Oleh karena itu, bijaklah dalam bersikap dan telitilah dalam memihak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun