Mohon tunggu...
Mufid Muhammad Baihaqi
Mufid Muhammad Baihaqi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis Biasa

Memiliki ketertarikan dalam bidang ilmu humaniora, khususnya dalam bidang sejarah dan kebudayan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bagaimana Batik Menjadi Bahasa yang Menceritakan Sejarah dan Budaya Indonesia

21 September 2024   06:16 Diperbarui: 21 September 2024   09:07 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk menjaga keaslian dan nilai budaya batik, masyarakat dan pemerintah telah melakukan berbagai upaya, seperti penguatan regulasi perlindungan hak kekayaan intelektual dan promosi batik sebagai warisan budaya. Selain itu, ada dorongan untuk mendorong inovasi dalam desain dan produksi batik, dengan menggabungkan teknik tradisional dan modern. 

Program-program pelatihan bagi pengrajin dan inisiatif untuk menciptakan desain yang relevan dengan tren global diharapkan dapat meningkatkan daya saing batik di pasar internasional tanpa mengorbankan nilai-nilai budaya yang ada.

 Upaya ini bertujuan untuk memastikan bahwa batik tetap menjadi simbol identitas budaya Indonesia, sekaligus berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi di era globalisasi.

Akhir dari tulisan ini

Batik, sebagai warisan budaya Indonesia yang diakui oleh UNESCO, tidak hanya berfungsi sebagai kain, tetapi juga sebagai medium komunikasi yang merefleksikan sejarah, identitas, dan nilai-nilai sosial masyarakat. Sejarahnya yang kaya, mulai dari masa Kerajaan Mataram hingga penyebarannya ke berbagai daerah, menunjukkan evolusi batik dari simbol status sosial ke komoditas ekonomi yang signifikan.

Proses pembuatan batik yang melibatkan teknik tradisional serta keterampilan tangan yang diwariskan secara turun-temurun, mencerminkan kontribusi perempuan dalam industri tekstil, sekaligus menegaskan nilai-nilai budaya yang terintegrasi dalam motif dan desainnya. 

Dalam konteks kontemporer, batik telah menjadi simbol identitas nasional dan instrumen politik yang memperkuat rasa kebanggaan masyarakat terhadap warisan budaya mereka.

Namun, tantangan era globalisasi, seperti produksi massal dan imitasi, mengancam keaslian batik. Oleh karena itu, perlunya upaya pelestarian yang melibatkan regulasi perlindungan hak kekayaan intelektual dan inovasi dalam desain menjadi semakin mendesak. Melalui upaya tersebut, batik diharapkan tetap menjadi simbol kekayaan budaya Indonesia sekaligus berkontribusi terhadap perekonomian lokal dan global.

Dengan demikian, batik bukan sekadar produk tekstil, melainkan bahasa yang mengungkapkan cerita sejarah dan budaya, yang perlu terus dilestarikan untuk generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun