Kekuatan komunitas kami dan intuisi kami untuk berkolaborasi memungkinkan kami menghadapi masalah atau tantangan apa pun dalam berbagai aspek kehidupan.
 Setiap nilai yang terkandung dalam Pancasila mewakili keadaan objektif masyarakat Indonesia.
 Pancasila ibarat sebagai hasil dari investigasi sosial yang telah dilakukan oleh para perumusnya dan sesuai dengan kondisi masyarakat.
 Namun mengapa banyak masyarakat skeptis mengenai Pancasila, banyak yang beranggapan bahwa Pancasila sudah tidak relevan di era globalisasi saat ini.
 Permasalahan utama bukan terletak pada substansi dari Pancasila, namun pada paradigma masyarakat yang masih menganggap ideologi sebagai dogma yang harus diterima tanpa mencari tahu kebenarannya.
 Oleh karena itu, perlu untuk membuka ruang mengenai diskusi Pancasila yang diperdebatkan secara dialektis di panggung akademis.
 Permasalahan berikutnya terletak pada praktik politisasi Pancasila, bagaimana Pancasila dipolitisasi untuk membungkam pihak yang bertentangan dengan pemerintah dan memberantas pemikiranpemikiran lain yang katanya bertentangan dengan Pancasila Menurut subyektif penulis, siapa-pun pemerintah yang berkuasa, kecenderungan untuk mengganti Pancasila dengan ideologi lain sangat minim untuk dilakukan.
 Selain aspek sejarah, Pancasila juga memiliki aspek sosiologis dan politik yang dapat menimbulkan gejolak sosial jika ada partai politik yang ingin mengubah haluan negara Indonesia.
 Tentu saja hal ini akan membahayakan kendali kekuasaan pemerintah masing-masing.
 Dapat dikatakan bahwa praktik demokrasi politik yang berlaku saat ini tidak sejalan dengan demokrasi politik yang dirumuskan dalam Pancasila.
 Meskipun politik identitas merupakan hal yang sangat penting dalam negara demokrasi saat ini, munculnya isu-isu yang dapat menyebabkan kesenjangan antara anggota masyarakat dan partisipasi politik yang didominasi kelas atas tetaplah ironis dalam praktiknya.