Bulan ketiga genap setahun
Ruangmu kosong tak bertuan
Debumu pun makinlah menebal
Menunggu jamahan tangan-tangan mungil
Hamparan ubin yang tak lagi bening
bertambah kusamnya karena lama hening
Coronamu kapankah kau sirna
Tinggalkan pertiwi dengan ragam geliatnya
Berapa jua nyawa melayang
Belum cukupkah kau incar anak-anak wayang?
Jangan lagi....
Dengarkan rintihan kami
Yang masih inginkan menyaksikan bulan
terbit malam beriring bintang gemintang
Dengan beribu tangan menadah menggapai langit-Mu
Tak putus kami unjukkan pinta dalam doa
Corona...corona...corona...
Segerakah sirna ke ujung dunia?
Ingatlah sudah berapa torehan luka menganga
Tinggalkan...
Tinggalkan kami yang masih ingin bermimpi
Menghiasi hidup menata diri
Sambil bersiap merapikan hati
Menuju haribaan-Mu Ilahi
Segerakah sirna ke ujung dunia?
Ingatlah, berapa banyak torehan luka menganga
tinggalkan...
Tinggalkan kami yang masih ingin bermimpi
Menghiasi hidup, menata diri
Sambil terus bersiap merapikan hati
Menuju ke haribaan-Mu Ilahi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H