Mohon tunggu...
Mudzakkir Harun Alrasyid
Mudzakkir Harun Alrasyid Mohon Tunggu... Guru - Guru SDIT MU Cinere Depok
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mudzakkir Harun Alrasyid mulai bergabung mengajar di SDIT Miftahul Ulum Cinere Depok Jawa Barat tahun 2003. Untuk keempat kalinya menulis buku tentang best practice dan motivasi. Demak Kota Wali Jawa Tengah adalah tempat kelahirannya. Zodiaknya Leo bagi yang ingin tahu bulan lahirnya. Anak terakhir dari jumlah enam bersaudara. Kurikulum adalah pekerjaan utama dan jabatannya saat ini Keahliannya menulis puisi dan menjadi juri literasi tingkat kota Depok. Ikut serta diamanahkan sebagai tutor PGSD Univesitas Terbuka di hari Sabtu dan Minggu. Ramaikan guru penggerak angkatan 8 kota Depok.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Acara Wisuda Al Quran Menggunakan Kemenyan?

13 Februari 2024   03:49 Diperbarui: 13 Februari 2024   03:58 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Acara Wisuda Alquran Menggunakan Kemenyan?

SDIT Miftahul Ulum Cinere Depok kembali menggelar acara Wisuda Alquran yang menjadi harapan semua orang tua murid dan peserta didik. Acara yang akan diselenggerakan tiga pekan lagi yaitu Sabtu, 2 Maret 2024 di PPSDM HAM Gandul ini sungguh spektakuler. Untuk dapat mengikuti acara ini setiap peserta didik mengikuti serangkaian tes kemampuan hafalan Alquran dengan target tertentu.

Jumlah peserta yang lulus hanya 300 dari 650 jumlah siswa yang terdiri dari 6 kelas unggulan tahfidz dan 18 kelas reguler dengan keterangan lulus ujian per kelasnya. Dalam acara ini akan menghadirkan Kayla seorang anak tunanetra penghafal quran juara 1 Hafidz Indonesia.

Dalam rangka menambah syahdu prosesi wisuda, panitia wisuda Alquran berencana menggunakan wewangian yang dibakar yaitu kemenyan. Ide penggunaan kemenyan ini menjadi isu menarik karena identik dengan hal yang berbau mistik dan biasanya digunakan dalam dunia hitam (perdukunan). Padahal sesungguhnya fungsi kemenyan itu tidak jauh berbeda dengan gaharu, bukhur, oud, dupa, atau hio. Setiap negara memiliki istilah tertentu untuk wewangian yang dibakar.

KEMENYAN lebih identik kepada wewangian yang dihasilkan dari getah pohon damar. Meskipun pada masyarakat kita istilah kemenyan adalah istilah yang umum untuk wewangian yang dibakar, bisa kayu-kayuan, bisa bunga-bungaan, bisa getah-getahan.

GAHARU adalah wewangian yang dihasilkan dari jenis pohon tertentu penghasil gaharu yang beragam kategori, kelas, peruntukkan, fungsi, manfaat, nilai, dan harganya. Selain dapat dibakar langsung, Gaharu juga diolah menjadi: Minyak Gaharu, Parfum Gaharu,

BUKHUR lebih identik kepada wewangian yang berasal dari kayu gaharu olahan yang sudah dicampur dengan minyak atau wewangian lainnya. Meskipun pada masyarakat Arab istilah bukhur adalah istilah yang umum untuk wewangian yang dibakar, bisa kayu gaharu alami, bisa kayu gaharu olahan atau buatan, bisa juga getah damar.

OUD atau OUD HINDI dari bahasa Arab adalah sebutan khusus orang Arab dan Eropa untuk Gaharu. Jadi ketika Anda membeli parfum yang bertemakan Oud itu atinya parfum tersebut terbuat dan berbasis gaharu. Oud Hindi tidak serta merta diartikan Gaharu India karena pada masa silam Indonesia sebagai "rajanya gaharu dunia" disebut sebagai HIND, HINDI, atau HINDIA. Maka sangat keliru pemahaman yang mengatakan bahwa gaharu terbaik adalah gaharu India atau gaharu gaharu dari negara India, ini tidak tepat. Karena dari zaman dulu hingga saat ini justru Indonesia penghasil gaharu terbesar di dunia.

DUPA atau hio atau kemenyan adalah sebuah material yang mengeluarkan bau. Dupa mengeluarkan asap ketika dibakar. Banyak upacara keagamaan menggunakan dupa. Dupa juga digunakan untuk pengobatan. Dupa ada dalam berbagai bentuk dan proses, namun, dupa dapat terbagi menjadi "pembakaran langsung" dan "pembakaran tidak langsung" tergantung bagaimana dupa digunakan. Suatu bentuk tergantung dari budaya, tradisi dan rasa seseorang.

HIO adalah dupa yang digunakan oleh masyarakat Tiongha sebagai pelengkap dalam ritual ibadah. Hio sendiri berarti harum. Sesuai dengan arti namanya, Hio mengeluarkan wangi yang khas ketika dibakar. Tidak hanya orang Tionghoa, umat Hindu pun menggunakan Hio dalam ibadah mereka. Tentu saja dengan nama yang berbeda.

Kesimpulan yang bisa didapatkan adalah penggunakan kemenyan, gaharu, bukhur, oud, dupa, atau hio untuk aktivitas yang dilarang Islam seperti membakarnya sebagai bagian ritual memanggil jin/makhluk halus atau penyembahan alam hukumnya haram, sementara jika penggunaannya untuk hal-hal yang diizinkan syara' hukumnya mubah sebagaimana penggunaan benda-benda alam yang lain.
Semoga bermanfaat ya .,,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun