Mohon tunggu...
Muchwardi Muchtar
Muchwardi Muchtar Mohon Tunggu... Jurnalis - penulis, pelaut, marine engineer, inspektur BBM dan Instruktur Pertamina Maritime Center

menulis, membaca, olahraga dan presentasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kenapa Guru Disebut Pahlawan Tanpa Jasa?

26 November 2024   00:04 Diperbarui: 26 November 2024   09:15 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto asli Muchwardi Muchtar

Termotivasi Jadi Guru Demi Generasi Penerus

Oleh  Muchwardi Muchtar

 Peringatan Hari Guru 2024 pada 25 November bertepatan dengan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia). Pada 24-25 November 1945, Persatuan Guru Indonesia (PGRI) menyelenggarakan Kongres Guru Indonesia pertama di Surakarta, Jawa Tengah. Lewat kongres ini, PGRI resmi diperkenalkan. Kemudian, Hari Guru Nasional ditetapkan jatuh setiap tanggal 25 November secara resmi melalui Keputusan Presiden RI Nomor 8 Tahun 1994. Hari Guru Nasional ditetapkan buat memperingati peran penting guru untuk bangsa.

Saya, meski tidak pernah mengikuti “sekolah guru” secara formal, tapi karena pernah bekerja di BUMN Migas selama 35 tahun (17 tahun di bekerja di laut on board, dan 18 tahun bekerja  di kantor (shore based) maka ketika bertemu secara tidak disengaja dengan kawan lama dalam sebuah resepsi pernikahan anak teman lain (Juli 2011), diminta oleh Kepala Pusdiklatsus Pertamina (Hamdi Nala, rahimahullah), untuk membantu dia.

 Mulanya saya heran, kok orang yang sudah pensiun dari aktivitas dunia kantor, diminta untuk membantu Manajer Training  Center? Tapi, setelah duduk satu meja dalam resepsi pernikahan anak teman lain tersebut, barulah saya paham. “Pak MM, selaku pelaut senior, yang gemar tulis menulis, bahkan sempat jadi wartawan BUMN, sangat disayangkan begitu pensiun, tahun 2010, semuanya selesai”.

Setelah saya jelaskan kepada Hamdi bahwa  dalam dunia tulis menulis saya memang jagonya, namun dalam soal berbicara punya kekurangan yang sudah diketahui oleh teman-teman dekat. Saya kalau sudah berbicara ---sering lepas kontrol---- sehingga speed dalam berbicara sangat cepat, membuat orang yang mendengar dibuat bengong. Tidak mengerti apa yang saya ceritakan.

Ya, saya mengaku secara terus terang salah satu “kelemahan” dilihat dari SWOT, yaitu : Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman) dalam memasuki kehidupan manusia madani, adalah penyakit kalau berbicara selalu cepat, tadi.

Tapi Hamdi ---yang pernah satu kelas dengan saya dalam sebuah “Pelatihan Mandatori Untuk Kenaikan Jabatan”  di Pusdiklat Pertamina Simprug, Jakarta Desemeber 1983--- memberi semangat. “Ingat Pak MM, BJ Habibie itu kalau sudah bicara mirip dengan Anda. Dan, dokter Ali Akbar dari U-Yarsi pun seingat saya jika berbicara tak beda dengan Pak MM”.

Setelah “digembleng” dalam tiga kali pertemuan (ikut jadi penonton ketika instrukur lain sedang mengajar dalam kelas) beberapa teman instruktur lainnya yang paham sekali dengan “kelemahan” saya, memberi nasihat. Kata kunci untuk mengajar di dalam kelas, “Pak MM harus selalu taat pada lembaran demi lembaran hand out yang disorot ke layar di depan kelas. Selalulah berbicara, menerangkan materi poin demi poin, dan dengan ketat mengontrol emosi untuk tidak berbicara diluar konsep (yang biasanya sangat menumpuk dalam kepala) untuk disampaikan pada peserta didik dalam kelas”.

Foto asli Muchwardi Muchtar
Foto asli Muchwardi Muchtar

Pusdiklatsus Perkapalan Pertamina yang waktu itu sudah go public, dan berganti nama menjadi Pertamina Martime Training Center (PMTC) dibolehkan oleh institusi pemerintah Dirjenhubla untuk memberikan pendidikan dan pelatihan kepada seluruh pelaut Indonesia yang seertifikat kelautannya sudah expired.

Saya selaku mantan pelaut (1975-1992) yang diketahui Hamdi Nala banyak pengetahuan di bidang  kemaritiman, dan kebetulan mempunyai sertifikasi IMO yang masih valid, perlu sharing dengan para juniors yang sertifikasi kelautannya mesti diperbarui dan mereka wajib diberi penyegaran dengan materi-materi yang adakalanya sudah diperbarui oleh IMO.  Sekedar mengingtakan, International Maritime Organization (IMO) adalah badan PBB yang bertugas untuk mengembangkan dan mengadopsi peraturan baru di bidang pelayaran dan kelautan.

 Dengan optimis :  “saya pasti bisa (jadi guru)” maka tugas  berbagi ilmu dan pengalaman dengan para juniors di forum Pusat Pendidikan dan Pelatihan Khusus (Pusdiklatsus) Perkapalan Pertamina atau Pertamina Martime Training Center (PMTC), 2011, dengan sukacita saya terima.

Karena sertifikat "IMO Model Course 6.09" atas nama saya,  yang membolehkan seorang pelaut menjadi Insrruktur masih up date, dan beberapa sertifikat lainnya ---sebagai Marine Engineer yang pernah bekerja di belasan tanker berbagai tipe--- cukup mendukung selaku Instruktur bertaraf Internasional,  maka jadilah saya sebagai seorang guru (nama kerennya Instruktur) dihadapan peserta didik selama kurun waktu 2011~2018.

Ketika pusat pelatihan kejuruan pelaut di Indonesia tahun 2011 lagi boom, dimana waktu itu PMTC di Jl. Pemuda 44 Jakarta, guna memenuhi permintaan pelanggannya (ribuan pelaut Indonesia) yang berbagai sertifikasi kelautannya sudah pada expired, kami para instruktur pernah ngajar hingga malam hari sampai jam 21.00.

Dan berlakulah, pepatah lama : “alah bisa karena biasa” (kalah kepandaian oleh perbuatan yang sudah terbiasa). Selama tujuh tahun “wong pangsiunan” yang tadinya tidak ada bercita-cita menjadi seorang guru di depan kelas, ternyata bisa menjadi Pak Guru. Di samping materi wajib yang sudah ada bahan bakunya dalam buku panduan (yang disampaikan pakai hand out melalui layar di depan kelas) maka pengalaman demi pengalaman yang tidak ada dalam buku, mengalir kaluar.

Tidak  terasa, sistem pengajaran di PMTC yang sehari penuh, yaitu sebagai berikut :

  • 07.30 - 09.00 masuk kelas, perkenalan dan masuk pada materi yang diajarkan.
  • 09.00 – 09.30  istirahat / makan - minum snaks.
  • 09.30 – 12.00 melanjutkan materi yang diajarkan.
  • 12.00 – 13.00  ISOMA : istirahat, solat dan makan siang
  •  13.00 – 17.00 melanjutkan materi yang diajarkan hingga tuntas.

Karena besarnya keinginan saya untuk membagi seluruh pengalaman  selama 17 tahun bekerja di dunia laut, berlayar dari satu Pelabuhan ke Pelabuhan lain, jam mengajar dalam kelas yang berdurasi 8 jam, dilalui hari ke hari dengan nyaman dan hepi. Meski mengajar di diklatsus ini tidak setiap hari, tapi minimal dalam satu pekan (5 hari kerja) saya diberi giliran untuk mengajar 3 hari sesuai materi yang ditugaskan PMTC untuk disampaikan kepada peserta didik (para pelaut yang sertifikat-sertifikat kelautannya sudah expired).

Foto asli Muchwardi Muchtar
Foto asli Muchwardi Muchtar

Namun..., ketika persendiaan lutut kanan ada gangguan bila berdiri lama² (8 jam) di depan kelas  ditambah lagi satu sertifikat (selaku Instruktur) ada yang harus dipenuhi sesuai standar STCW terbaru (2018) maka pekerjaan mengasyikkan ini pun dihentikan. Ya, terhitung 30 Agustus 2018 saya berhenti mengajar di PMTC.

Kini, aktivitas sebagai Instruktur resmi sebuah institusi yang bernama Pertamina Maritime Training Center (PMTC), di Jl. Pemuda 44, Jakarta Timur tinggal kenangan. Namun, bila dikalkulasi angka-angka yang keluar selama 7 tahun mengajar tersebut, dapat disampaikan bahwa lebih 20.000 pelaut pernah mengikuti materi pengajaran yang saya berikan dalam kelas.

Angka > 20.000 pelaut ini saya hitung secara sederhana saja, yaitu kurun waktu (September 2011 – Agustus 2018) : 7 tahun X 10 bulan X 12 hari X 25 siswa = 20.000.  Ya, sejumlah lebih dari 20.000 pelaut pelaut dari berbagai umur, lelaki atau perempuan pernah menjadi peserta didik saya dalam kelas di PMTC Jakarta.

Ketika hari guru diperingati secara nasional di tanggal 25 November, berani saya katakan, bahwa “ mutiara kata yang mengatakan guru sebagai pahlawan tanpa jasa memang tepat, dan kesejahteraan mereka layak untuk selalu diperhatikan oleh Pemerintah RI…!!!” .

                                                                                                      Bekasi Jaya, 25 November 2024

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun