Mohon tunggu...
Muchwardi Muchtar
Muchwardi Muchtar Mohon Tunggu... Jurnalis - penulis, pelaut, marine engineer, inspektur BBM dan Instruktur Pertamina Maritime Center

menulis, membaca, olahraga dan presentasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kenapa Guru Disebut Pahlawan Tanpa Jasa?

26 November 2024   00:04 Diperbarui: 26 November 2024   06:38 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Dengan optimis :  “saya pasti bisa (jadi guru)” maka tugas  berbagi ilmu dan pengalaman dengan para juniors di forum Pusat Pendidikan dan Pelatihan Khusus (Pusdiklatsus) Perkapalan Pertamina atau Pertamina Martime Training Center (PMTC), 2011, dengan sukacita saya terima.

Karena sertifikat "IMO Model Course 6.09" atas nama saya,  yang membolehkan seorang pelaut menjadi Insrruktur masih up date, dan beberapa sertifikat lainnya ---sebagai Marine Engineer yang pernah bekerja di belasan tanker berbagai tipe--- cukup mendukung selaku Instruktur bertaraf Internasional,  maka jadilah saya sebagai seorang guru (nama kerennya Instruktur) dihadapan peserta didik selama kurun waktu 2011~2018.

Ketika pusat pelatihan kejuruan pelaut di Indonesia tahun 2011 lagi boom, dimana waktu itu PMTC di Jl. Pemuda 44 Jakarta, guna memenuhi permintaan pelanggannya (ribuan pelaut Indonesia) yang berbagai sertifikasi kelautannya sudah pada expired, kami para instruktur pernah ngajar hingga malam hari sampai jam 21.00.

Dan berlakulah, pepatah lama : “alah bisa karena biasa” (kalah kepandaian oleh perbuatan yang sudah terbiasa). Selama tujuh tahun “wong pangsiunan” yang tadinya tidak ada bercita-cita menjadi seorang guru di depan kelas, ternyata bisa menjadi Pak Guru. Di samping materi wajib yang sudah ada bahan bakunya dalam buku panduan (yang disampaikan pakai hand out melalui layar di depan kelas) maka pengalaman demi pengalaman yang tidak ada dalam buku, mengalir kaluar.

Tidak  terasa, sistem pengajaran di PMTC yang sehari penuh, yaitu sebagai berikut :

  • 07.30 - 09.00 masuk kelas, perkenalan dan masuk pada materi yang diajarkan.
  • 09.00 – 09.30  istirahat / makan - minum snaks.
  • 09.30 – 12.00 melanjutkan materi yang diajarkan.
  • 12.00 – 13.00  ISOMA : istirahat, solat dan makan siang
  •  13.00 – 17.00 melanjutkan materi yang diajarkan hingga tuntas.

Karena besarnya keinginan saya untuk membagi seluruh pengalaman  selama 17 tahun bekerja di dunia laut, berlayar dari satu Pelabuhan ke Pelabuhan lain, jam mengajar dalam kelas yang berdurasi 8 jam, dilalui hari ke hari dengan nyaman dan hepi. Meski mengajar di diklatsus ini tidak setiap hari, tapi minimal dalam satu pekan (5 hari kerja) saya diberi giliran untuk mengajar 3 hari sesuai materi yang ditugaskan PMTC untuk disampaikan kepada peserta didik (para pelaut yang sertifikat-sertifikat kelautannya sudah expired).

Foto asli Muchwardi Muchtar
Foto asli Muchwardi Muchtar

Namun..., ketika persendiaan lutut kanan ada gangguan bila berdiri lama² (8 jam) di depan kelas  ditambah lagi satu sertifikat (selaku Instruktur) ada yang harus dipenuhi sesuai standar STCW terbaru (2018) maka pekerjaan mengasyikkan ini pun dihentikan. Ya, terhitung 30 Agustus 2018 saya berhenti mengajar di PMTC.

Kini, aktivitas sebagai Instruktur resmi sebuah institusi yang bernama Pertamina Maritime Training Center (PMTC), di Jl. Pemuda 44, Jakarta Timur tinggal kenangan. Namun, bila dikalkulasi angka-angka yang keluar selama 7 tahun mengajar tersebut, dapat disampaikan bahwa lebih 20.000 pelaut pernah mengikuti materi pengajaran yang saya berikan dalam kelas.

Angka > 20.000 pelaut ini saya hitung secara sederhana saja, yaitu kurun waktu (September 2011 – Agustus 2018) : 7 tahun X 10 bulan X 12 hari X 25 siswa = 20.000.  Ya, sejumlah lebih dari 20.000 pelaut pelaut dari berbagai umur, lelaki atau perempuan pernah menjadi peserta didik saya dalam kelas di PMTC Jakarta.

Ketika hari guru diperingati secara nasional di tanggal 25 November, berani saya katakan, bahwa “ mutiara kata yang mengatakan guru sebagai pahlawan tanpa jasa memang tepat, dan kesejahteraan mereka layak untuk selalu diperhatikan oleh Pemerintah RI…!!!” .

                                                                                                      Bekasi Jaya, 27 November 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun