Mohon tunggu...
Muchwardi Muchtar
Muchwardi Muchtar Mohon Tunggu... Jurnalis - penulis, pelaut, marine engineer, inspektur BBM dan Instruktur Pertamina Maritime Center

menulis, membaca, olahraga dan presentasi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Derita Prahara

17 Oktober 2024   15:01 Diperbarui: 10 November 2024   16:59 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerpen:

DERITA PRAHARA

Oleh Muchwardi Muchtar

(“Maaf, Rita. Meski sunnah Rasulullah membolehkan, namun aku tidak bisa. Betapa murkanya Sang Pencipta, jika ucapan & perbuatan 'harus adil' itu hanya slogan belaka bagi laki-2 yang melakukannya”)

 

“Bapakku didakwa koruptor, dan Ibuku kemudian terjerumus jadi lonte kelas tinggi”, ujar gadis di sampingku ini dengan dingin, tanpa ekspresi.

“Rita…..?!”

Aku terkejut. Bersamaan dengan direm mendadaknya Bus Wisata Taman Mini Indonesia ---yang berangkat dari terminal bus Cililitan--- ini oleh Pak Supir. Penumpang banyak yang tersentak. Badan mereka terdorong ke jok muka dibawa gaya sentakkan rem yang tiba-tiba itu.

Rupanya ketika lampu lalulintas akan berwarna kuning tadi, Pak Supir berniat  tancap gas menerobos memanfaatkan kondisi arus kendaraan dari sebelah kanan yang sepi. Akan tetapi karena di belakang tiang listrik yang terbuat dari beton muncul Pak Polantas, maka supir bus wisata ini membatalkan niatnya. 

Akibatnya sudah tentu penumpang yang menaiki bus pada menggerutu. Sebaliknya Pak Supir hanya nyengir-nyengir kuda menutupi kecerobohannya yang bisa merusak citra pelayanan pariwisata di ibukota Jakarta tersebut.

Apakah di era semangat ingin menjadikan dunia pariwisata sebagai primadona untuk menggantikan komoditi migas, kejadian yang baru saja kami alami ini akan didiamkan begitu saja?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun