Yanti dan kakak Ipar Mak Caun, akan kembali menanan padi nanti (tanaman padi 2 kali setahun, dengan bibit local, yakni Pulau Batu dan Bawubng Pulau, dengan durasi waktu hingga panen 4 bulan. Meski dalam kenyataan nya usaha menanam padi tidak lah ekonomis, akan selalu "tekor".
Begitu juga dengan Ujang, Pengusaha Meubel yang memperoleh panen padi tahun ini 786 kaleng. Istrinya menjelaskan, hasil tersebut, tidak sepadan dengan modal yang dikeluarkan.
Pertanyaan menggelitik muncul. Kenapa dengan hasil menanam padi yang "rugi", mereka masih saja bersemangat untuk menanam padi pada musim tanam nanti?.
Ke sawah menanam padi, menyenangkan dan menjadi hobby. Pergi ke sawah jam 09.00, dan kembali jam 12.00. Disawah aktif merawat tanaman, memberi makan ikan, memberi makan ayam dan sambil "menunggu durian jatuh". Badan sehat jalan pulang pergi, dan di sawah ada saja yang dapat dilakukan. Sampai di rumah siap- siap ke Mesjid.
Ketika panen kemaren terasa senang, usaha tiga bulan kelihatan. Kumpul makan dan ngopi dengan anak dan yang membantu, terasa dunia ini "milik kita".
Ya memang disegi kalkulasi ekomis, hal ini nggak "masuk", tetapi kesenangan, aktifitas fisik menyehatkan, makan dan minum enak, tidur enak, di kampug "tidak bias di hitung nilainya".
Yanti, menyampaikan hitung hitung "nabung", karena sebagian biaya yang dikeluarkan diperoleh dari hasil membantu tetangga ke sawah, hasil pinang, dan buah buahan ladang.
Saat padi menguning, perasaan senang dan bahagia melihat hasil panen beberapa karung sudah di rumah. Pendapatan dari suami dijadikan penambah biaya menanam padi.
Yanti menambahkan, kalau sudah ada padi di rumah hati tenang, yang kami hanya memikirkan lauk nya untuk makan. Sayuran tinggal petik, kelapa tinggal diturunkan, ikan dipancing di "tambak", depan rumah. Telor ayam pun ada, dari ayam yang dipelihara. Saat tertentu, untuk sayur mayur, diperoleh dari tetangga.
Sementara Ujang yang pengusaha meubel, menyatakan dengan usaha pertanian padi, memang kalau di kalkulasi uang masuk dan keluar, "rugi". Kami senang, melihat puluhan karung padi di rumah. Ada hal lain yang penting. Puluhan orang bekerja saat pengolahan lahan, menanam, menyiangi, dan panen memperoleh hasil, dari tenaga yang diberikan.
Dengan kondisi saat covid 19, mudah mudahan ada maknanya. Sebagian pendatatan dari usaha meubel, di lempar pada usaha padi ini. Istri punya warung kecil untuk menambah pendapatan keluarga.