Kakak Ipar saya sudah hampir setahun di kampung, tinggal Jorong Sipisang Nagari Nan Tujuah, Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam.
Dia tampaknya lebih "enjoy", dibandingkan tinggal di Bekasi puluhan tahun dan sebelumnya merantau di Tebing Tinggi.
Sekitar 700 m2 ada lahan pusaka yang tidak digarap, tanah sawah yang sudah "liat dan keras", berada di lereng bukit Sirabungan. pululer dengan nama "Sirabungan Kaciak". Sebelah kiri kanan oleh hutan karet, pohon pinang, durian dan pohon buah buahan lain.
Lahan itu menjadi kesibukannya , mengisi waktu se-hari hari. Membuat sebuah "dangau-gubuk kecil", di bawah gubuk ada kandang ayam.
Sebagian lahan itu dibuat tambak ikan, secara berlahan mulai mengolah lahan itu untuk di tanam padi. Menyewa mesin "bajak" untuk membalik tanah, bibit, benih. Ditambah beberapa hari tenaga upahan untuk menata pematang jadilah lahan seluas 700 m2 siap tanam.
Air, tidak masalah, karena ada sungai dari dari Bukit Sirabungan, yang mengalir deras. Sebelum Ramadhan, anak, istri dan tujuh cucunya pulang kampung, penggarapan sawah ini semakin menyenangkan nya. Apalagi ketujuh cucunya dengan usia tertua kelas SMP dan paling kecil 6 tahun, ikut serta ke sawah.
Malah saat itu, belajar mananam padi, sambal bermain. Mereka "ceria", menikmati dengan alam yang tidak ada di Bekasi. Beberapa hari kemudian ada yang demam. Kanera setengah hari kena sinar matahari.
Kemaren (17 Agustus 2021) sawah itu sudah dipanen, saya, istri, adik Ipar dan suami, ke sawah itu. Memanen di bantu oleh dua orang tetangga, dan juga anak kakak ipar yang memang sudah pindah ke Jorong Sipisang ini, menikah dengan orang kampung.
Panen padi dimulai jam 10.00 dan sekitar jam 12, sebelum Zhuhur sudah rampung. Saya dan istri malah sebelum nya sudah pulang, melihat cuaca yang mendung. Akan sangat sulit bagi kami yang tidak terbiasa di jalan pematang sawah, jalan stepak agak mendaki, menyebrangi sungai, bila hari hujan.
Proses panen, merontok padi dan me "lumbo", sekitar jam 14.00 pulang. Sudah selesai, tinggal membawa padi ke rumah. Berapa hasil panennya?. "18 kaleng", jawab nya. Dengan hasil dxemikian dan per kg padi Rp. 5.300, maka sebesar Rp. hasil panen kali ini.
Kembali saya menanyakan berapa modal yang dikeluarkan?. Kakak Ipar naggak menjawab, "Kalau hitung-hitungan begitu, hasil nya tidak sepadan dengan modal yang dikeluarkan".