Mohon tunggu...
Muchlis
Muchlis Mohon Tunggu... -

Sangat tertarik dengan sejarah, sastra, dan budaya. Kunjungi: www.berandaesai.blogspot.com dan @lekmuchlis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan featured

Pergerakan Nasional Sebagai Fenomena Internasional

2 Oktober 2015   10:07 Diperbarui: 3 Juli 2019   00:53 3766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum mengetahui lebih jauh gerakan fasisme, uraiain di atas telah menggambarkan kondisi sedemikian rupa yang menyebabkan kemunculan ide fasis. Apabila di rumuskan secara sederhana, kemunculan fasisme di dorong oleh empat faktor utama; krisis ekonomi (hutang yang harus ditanggung pasca perang), rasa malu dan harga diri yang hilang sebagai bangsa, kekecewaan terhadap demokrasi (pemerintahan parlemen yang tidak stabil), dan terakhir yang belum di jelaskan di atas adalah, ketakutan akan bahaya komunisme. 

Ketika kapitalisme sedang menghadapi chaos, maka hanya ada dua kemungkinan besar, yakni perebutan kekuasaan (revolusi) kaum proletar yang disponsori oleh komunis, atau kemunculan faham nasionalistik reaksioner, fasisme. Baik di Italia mapun Jerman, kaum komunis ternyata tidak banyak menarik hati kelompok yang merasa kecewa atas sistem demokrasi yang sedang menunggu keruntuhnya. Mengenai ketertarikan rakyat jerman pada umumnya dan kelompok borjuis dalam mendukung faham fasisme dapat dilihat dari proses pengangkatan Hitler menjadi kanselir.

Karakteristik Rezim Fasis

Setelah Musolini mencapai kesuksesan besar dengan menjadi Perdana Menteri Italia, pada tahun 1923, Hitler memulai revolusi dengan mengambil alih pemerintahan Bavarian berupa defile di Berlin. Sayang, usaha yang sudah dipersiapkan Hitler bersama aliansi para politisi dan tentara ini ternyata gagal. Atas tindakan pemberontakan tersebut Hitler di penjara selama lima tahun. 

Seperti para revolusioner yang lain, di dalam penjara Hitler mematangkan kembali ide-idenya dengan menulis buku berjudul Mein Kampf (perjuanganku). Mein Kampf merupakan kitab suci yang berisi petunjuk umum arah tujuan gerakan fasis. Setelah Hitler berkuasa dan menjadi diktator nomor wahid Jerman, Mein Kampf menjadi buku bacaan wajib bagi para murid di sekolah-sekolah.

Di dalam Mein Kampf, Hitler mengungkapkan cita-cita besarnya untuk mengembalikan kembali kedigdayaan Jerman. Untuk mencapai tujuan itu maka rakyat Jerman harus bersatu menjadi negara yang kuat. Konsep negara yang kuat dan mendominasi dipengaruhi oleh dua filsuf Jerman ternama yakni George Hegel dan Nietzsche. 

Bapak totalitarian, George Hegel, menyatakan bahwa manusia hanya bisa hidup di dalam sebuah negara yang kuat, yang berarti negara yang selalu siap berperang melawan negara-negara lain. Negara yang kuat diukur dari seberapa besar ia memperoleh kekuasaan. 

Peperangan sebagai cara yang jauh dari moralitas manusia dibenarkan oleh filsafat Nietsche yang percaya bahwa manusia sejatinya bukanlah makhluk rasional yang sanggup menjalankan kode-kode moralitas untuk kebaikan masyarakat dan dirinya. Lebih jauh lagi, menurut Nietsche, manusia adalah makhluk bengis dan irasional. Kehidupan manusia diibaratkan seperti kehidupan binatang di hutan; siapa yang kuat maka dialah yang mendominasi. Demikian Hitler membayangkan negara Jerman Raya kelak.

Setelah mendekam selama lima tahun di penjara, Hitler kemudian kembali menggalang kekuatan politik dengan cara membentuk koalisi bersama Partai Nasional. Partai Nazi yang dipimpinya kini lebih mempunyai prestise ketimbang sebelumnya. Bergabungnya Partai Nasional dapat dipastikan sebagai bentuk kekecewaan para nasionalis terhadap pemerintah dan ketakutan mereka akan bahaya komunisme yang bisa meruntuhkan kekuasaan negara. 

Atas dasar tersebut, Hitler yang populer dengan ide greater Germany menjadi opsi terakhir untuk mempertahankan kelangsungan Jerman. Pada tahun 30 Januari 1933 Hitler diangkat menjadi kanselir atas dukungan ‘old gang’, sebuah kelompok di parlemen yang terdiri dari kalangan aristrokrat, industrialis, dan para jendral. Dukungan ‘gang tua’ yang merupakan kelompok para penyokong kapitalis ini sangat menentukan karena sampai saat itu -dan seterusnya- Partai Nazi tidak pernah menjadi mayoritas di parlemen.

Bagaimana Hitler memerintah Jerman setelah menjadi kanselir? Hal pertama yang dilakukan Hitler adalah menyikirkan lawan politiknya yang paling utama, yakni kelompok sosialis dan komunis. Pada tanggal 27 Februari 1933 gedung parlemen (reichstag) terbakar, dan Hitler menuduh kaum komunis dibalik peristiwa itu. Tuduhan Hitler tersebut memuluskan langkah politiknya untuk menangkapi semua orang komunis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun