Kini, yang dipunyai Pak Naro hanyalah kisah masa lalu. Meskipun, kisah itu merubah hidupnya dari seorang guru menjadi tahanan politik dan orang buangan, ia tetap bangga ketika mengisahkan pengalamannya sebagai seorang guru. Memang kebanggaan yang tidak seberapa. Tapi, baginya, ia pernah menjadi bagian dari pejuang untuk kemajuan bangsanya.Â
(kisah ini saya tulis dari pertemuan saya dengan beliau pada tahun 2010 silam. Sekarang saya tidak tahu keberadaan beliau. Saya sangat terkesan, dengan pengetahuannya yang luas. Di masa tuanya, ia masih sempat membaca buku, seingat saya, buku-buku karangan Pramoedya Ananta Toer)
Â
twitter @lekmuchlis
Kunjungi www.berandaesai.blogspot.com
Â