Mohon tunggu...
Muchammad Hasyim Rifai
Muchammad Hasyim Rifai Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya sangat menyukai seperti sepakbola futsal dibidang keolahragaan di bidang pengetahuan saya menyukai filsafat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Analisi Model Pembelajaran Efektif dalam Implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah

8 September 2024   15:15 Diperbarui: 8 September 2024   15:18 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemilihan dan penerapan model pembelajaran akan menjadi kerangka awal guru dalam mendesain pembelajaran secara tepat, yang mencakup penentuan strategi dan metode belajar yang efektif dan efisien. Sering kali, pemilihan model dan strategi tidak dianalisis secara menyeluruh berdasarkan karakteristik peserta didik (Syihabudin & Ratnasari, 2020). Kegiatan pembelajaran sering kali terpusat pada guru karena pertimbangan kenyamanan orientasi tersebut. Guru perlu mengadopsi strategi yang dapat mendorong para siswa untuk menjadi mandiri dan aktif dalam proses belajar agar pembelajaran di dalam kelas berjalan secara efektif dan memungkinkan pengembangan pengetahuan yang bermanfaat bagi siswa. Oleh karena itu, pemilihan model harus dilakukan dan diterapkan dengan baik oleh pendidik sebagai manifestasi dari proses belajar yang bertujuan untuk mencapai hasil pembelajaran yang maksimal (Fitriana & Nurmawati, 2022).


B.Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) mengumumkan kurikulum merdeka sebagai opsi recovery pembelajaran dan menerbitkan pedoman pengembangan kurikulum merdeka. Satuan pendidikan diberi keleluasaan untuk memilih kebijakan pengembangan Kurikulum Merdeka ini, sebagai langkah berkelanjutan dalam menangani dampak krisis pembelajaran akibat pandemi COVID-19 pada periode 2022-2024. Kebijakan kurikulum dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dijadwalkan untuk direvisi pada tahun 2024, berdasarkan evaluasi pemulihan pembelajaran dan mempertimbangkan kondisi di mana pandemi COVID-19 telah mengakibatkan hambatan dan dampak serius pada proses pembelajaran di satuan pendidikan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dipaparkan oleh Amalia & Sa'adah bahwa proses belajar mengajar di sekolah terdampak oleh COVID-19 dengan berbagai tantangan terkait keterbatasan kemampuan beradaptasi dan pengelolaan TI oleh guru dan siswa, sarana dan prasarana yang tidak memadai, akses internet terbatas dan kurangnya anggaran (Amalia & Sa'adah 2020).

Dalam menyikapi dinamika perkembangan zaman yang pesat, pemerintah menaruh harapan besar pada pendidikan untuk menjadi solusi atas beragam permasalahan muncul.  dengan upaya pemulihan pembelajaran yang tidak hanya fokus pada siswa di dalam kelas tetapi juga bereksplorasi di luar kelas. Proses pembelajaran harus bermetamorfosis dari model konvensional yang monoton menuju pembelajaran yang menyenangkan dan interaktif. Sistem pembelajaran yang demikian membentuk karakter percaya diri, mandiri, cerdas sosial dan kompetitif (Fetra Bonita Sari, Risda Amini, 2020). Merdeka Belajar Kampus merdeka menjadi sebuah kurikulum yang berorientasi membentuk peserta didik yang memiliki karakter-karakter unggul, yakni karakter dalam butir-butir penting Pancasila, akhlak mulia, taqwa, mandiri, berpikir, kritis, keterampilan gotong royong dan kreativitas (Yusuf & Arfiansyah, 2021).

Kurikulum merdeka tidak hanya memfokuskan pada pembelajaran di dalam ruangan kelas, melainkan juga mendorong eksplorasi di luar kelas, menciptakan pengalaman belajar yang lebih mengasyikkan dan menarik, serta mengalihkan fokus pembelajaran dari guru semata. Pendekatan pembelajaran ini membantu membentuk kepribadian yang percaya diri, mandiri, memiliki keterampilan sosial yang baik, dan siap bersaing. Selain itu, pendekatan ini juga membantu membentuk karakter-karakter penting seperti yang tercantum dalam Pancasila, nilai-nilai akhlak yang mulia, keimanan yang kuat, kemandirian, kemampuan berpikir kritis, keterampilan kolaboratif, dan daya kreasi (Madhakomala, Aisyah, & Rizqiqa, 2022).

Kurikulum merdeka bertujuan untuk mencapai keterampilan membaca dan berhitung. Penyelenggaraan kurikulum merdeka, yang memberikan solusi untuk meningkatkan kurikulum, dapat dilaksanakan secara bertahap, tergantung pada kesiapan masing-masing sekolah. Di Indonesia, kurikulum merdeka telah diterapkan di 2.500 sekolah terhitung sejak tahun pelajaran 2021/2022. Sedangkan lembaga pendidikan yang berpartisipasi adalah sekolah yang termasuk dalam Mobilisches School Program (Program Sekolah Penggerak) dan sekolah kejuruan sebagai bagian dari pusat kompetensi (Fauzi, 2022). Pembaharuan pendidikan dilakukan sebagai bagian dari pengarus utama paradigma baru pendidikan yang inklusif. Kurikulum merdeka ini telah dilaksanakan oleh lembaga-lembaga pendidikan di berbagai tingkatan (Vhalery, Setyastanto, & Leksono, 2022). Selanjutnya di tahun 2022/2023 dapat menentukan dan menyesuaikan kesiapan dari satuan pendidikan dalam mengimplementasikannya. Evaluasi tindakan mandiri melalui kurikulum merdeka, dalam hal ini negara mengusulkan survei untuk mendukung satuan pendidikan dalam menilai tingkat kematangan pelaksanaan dan pelaksanaan kurikulum merdeka (Usanto, 2022).

Sesuai dengan kurikulum merdeka, satuan pendidikan dapat mengambil tiga pilihan yang menentukan tentang pelaksanaan yang akan dilaksanakan pada tahun ajaran 2022/2023 dalam rencana pembelajaran merdeka. Pertama, terapkan beberapa prinsip kurikulum merdeka tanpa menghilangkan sama sekali yang lama. Kedua, penerapan kurikulum merdeka dengan bahan ajar yang sudah jadi. Ketiga, penerapan kurikulum merdeka dengan pengembangan merdeka berbagai bahan ajar (Indarta et al. 2022). Kurikulum Merdeka mencakup tiga jenis kegiatan pembelajaran berikut:

1)Pembelajaran intrakurikuler dilaksanakan dengan cara yang berbeda-beda, sehingga siswa memiliki waktu yang cukup untuk membiasakan diri dengan konsep dan memperkuat keterampilannya. Hal ini juga memberikan keleluasaan bagi guru untuk memilih bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa.

2)Co-learning berupa proyek penguatan profil pelajar dan mahasiswa Pancasila, dengan menggunakan prinsip pembelajaran interdisipliner yang menitik beratkan pada pengembangan karakter dan kompetensi umum.

3)Pembelajaran ekstrakurikuler berlangsung sesuai dengan minat siswa dan sumber daya satuan pengajaran (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, 2022).

Adapun dalam pelaksanaan pembelajaran Kurikulum Merdeka, proses belajar-mengajar terintegrasi dalam suatu siklus pembelajaran yang melalui tiga tahapan, yaitu sebagai berikut:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun