Karena itu, film India yang banyak mengandung unsur misoginis dan juga lebih kuat ke arah patriarki secara tidak langsung berpengaruh terhadap kondisi sosial di negara tersebut.
Film "Thappad" yang disutradarai Anubhav Sinha ini tak lain adalah salah satu upaya perlawanan dalam mendekonstruksi hegemoni patriarki dalam rumah tangga. Utama dan lebih khusus, bagi para suami yang ringan tangan kepada istri mereka.
Menampar perempuan yang seolah menjadi hal sepele di India, kini mendapat perlawanan dari beberapa sineas yang sudah mulai sadar akan hal itu.Â
Dua film yang penulis tonton sebelumnya yakni "Kabir Singh" dan "Dabbang 3" secara terang-terangan menunjukkan bagaimana menampar perempuan itu hal yang lumrah dan bahkan mendapat legitimasi pembenar.
"Thappad" hadir dengan mendobrak itu semua. Film yang dikemas dengan alur cerita yang tidak cukup rumit ini memiliki pesan yang sangat luar biasa bagi para suami yakni, "jangan pernah menampar wajah istrimu".
Dikisahkan setelah Amrita menerima tamparan dari Vikram, batinnya langsung bergejolak, kehidupannya berubah, apa yang sudah ia persembahkan sebagai istri kepada suaminya, mendadak tidak ada artinya. Amrita, tanpa basa basi langsung mengajukan cerai kepada sang suami.
Anubhav Sinha, sang sutradara film ini cukup piawai dalam menanamkam pesan itu. Jangan harap sosok Vikram dalam film "Thappad" adalah suami tukang selingkuh, pengangguran dan tempramental. Sutradara justru menggambarkan Vikram adalah suami yang baik, tanggung jawab dan dari keluarga berpendidikan.
Artinya, Anubhav Sinha ingin menunjukkan jika suami yang dianggap baik, tidak tempramental dan tanggung jawab, bisa melakukan tindakan yang paling dibenci oleh wanita tersebut.
"Thappad" banyak mendapatkan sambutan positif meski ia mencoba untuk mendobrak dominasi patriaki. Setidaknya, beberapa ulasan menempatkan film ini sebagai karya layak tonton dengan pesan yang sangat penting.
Berbeda dengan "Lipstick: Under My Burkha", atau "Begum Jaan" yang mencoba menggambarkan bagaimana kekuatan perempuan dengan cara yang cukup ekstrim, "Thappad" justru tidak memilih jalur itu.