Sama juga dengan film Devdas. Di sini Bhansali ingin menunjukkan melalui kesedihan kepada penontonnya agar tidak menjadi pengecut ketika memperjuangkan orang yang dicintainya. Devdas adalah lelaki pengecut yang melepaskan Paro agar dinikahi lelaki lain.
Bahkan ia tidak mampu melawan keluarganya yang tak merestui hubungannya dengan Paro. Sifat pengecut Devdas itu ia alihkan kepada minuman keras. Dan akhirnya dia mati karena imbas dari sifat pengecutnya. Ini perspektif baru di dunia perfilman yang tidak pernah diangkat sineas India. Bahkan atas cerita tragis itu, Devdas sempat masuk nominasi Oscar tahun 2000-an.
Saya selalu menanti film-film terbarunya. Film yang berakhir dengan suasana kesedihan. Seperti kata Bhansali, Kesedihan berbeda dengan ketidakbahagiaan. Kesedihan itu menghadirkan perspektif dan pesan-pesan penguatan jiwa. Ketidakbahagiaan menghancurkan hidup seseorang. Sedih tak sama dengan ketidakbahagiaan.
Patah hati adalah kesedihan. Bukan ketidakbahagiaan. Patah hati kadang membuat orang semakin kuat menatap masa depan. Sedangkan ketidakbahagiaan melahirkan sikap pesimis dan menyuramkan.
Pesan ini sebenarnya juga sama dengan lagu-lagu Didi Kempot. Ia hanya menyuarakan kesedihan yang mengandung kekuatan di dalamnya. Bukan melantunkan lagu ketidakbahagiaan yang menyimpan daya penghancur masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H