Mohon tunggu...
Muchammad Nasrul Hamzah
Muchammad Nasrul Hamzah Mohon Tunggu... Penulis - Asli

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Sanjay Bhansali, Didi Kempot dari Bollywood yang Sama-sama Jago Bikin Ambyar

11 November 2019   14:42 Diperbarui: 11 November 2019   18:24 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: timesofindia.indiatimes.com

Sama juga dengan film Devdas. Di sini Bhansali ingin menunjukkan melalui kesedihan kepada penontonnya agar tidak menjadi pengecut ketika memperjuangkan orang yang dicintainya. Devdas adalah lelaki pengecut yang melepaskan Paro agar dinikahi lelaki lain.

Bahkan ia tidak mampu melawan keluarganya yang tak merestui hubungannya dengan Paro. Sifat pengecut Devdas itu ia alihkan kepada minuman keras. Dan akhirnya dia mati karena imbas dari sifat pengecutnya. Ini perspektif baru di dunia perfilman yang tidak pernah diangkat sineas India. Bahkan atas cerita tragis itu, Devdas sempat masuk nominasi Oscar tahun 2000-an.

Sumber gambar: bollyworm.com
Sumber gambar: bollyworm.com
 Tak perlu saya bahas satu persatu film Bhansali. Lebih baik anda menontonnya dan mengambil perspektif lain yang ditawarkan oleh pria yang selalu merasa kesepian itu. Bagaiamanapun juga saya angkat topi pada Bhansali. Ia masih sutradara terbaik di jagat perfilman Bollywood.
Saya selalu menanti film-film terbarunya. Film yang berakhir dengan suasana kesedihan. Seperti kata Bhansali, Kesedihan berbeda dengan ketidakbahagiaan. Kesedihan itu menghadirkan perspektif dan pesan-pesan penguatan jiwa. Ketidakbahagiaan menghancurkan hidup seseorang. Sedih tak sama dengan ketidakbahagiaan.

Patah hati adalah kesedihan. Bukan ketidakbahagiaan. Patah hati kadang membuat orang semakin kuat menatap masa depan. Sedangkan ketidakbahagiaan melahirkan sikap pesimis dan menyuramkan.

Pesan ini sebenarnya juga sama dengan lagu-lagu Didi Kempot. Ia hanya menyuarakan kesedihan yang mengandung kekuatan di dalamnya. Bukan melantunkan lagu ketidakbahagiaan yang menyimpan daya penghancur masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun