Seperti halnya tiap produk teknologi, tentu adamargin of error. Secara resmi, toleransi kesalahan mencapai sekitar 1,5 sentimeter. Namun, Holzmuller bilang tidak mungkin lebih dari setengah sentimeter. ’’Dalam uji coba, 2.400 insiden gol dikenali secara akurat oleh sistem ini. Jadi, kita percaya 100 persen,’’ lanjut dia.
Banyak yang menyambut gembira penerapan teknologi tersebut pada Piala Dunia. Petenis Denmark Caroline Wozniacki langsungnge-twitsaat gol Benzema disahkan. ’’Rasanya luar biasa melihat teknologi diterapkan dengan baik untuk melihat bola melewati garis gawang#PialaDunia2014,’’ demikian bunyi Twitterresmi petenis yang gila bola itu.
Masalahnya, banyak yang menganggap teknologi tersebut membuat keindahan sepak bola berkurang. Para penolak teknologi beralasan bahwa sepak bola adalah olahraga ’’manusia’’. Dengan melibatkan terlalu banyak ’’mesin’’, olahraga menjadi kehilangan unsur subjektif. Padahal, itulah serunya. Tetapi, Presiden FIFA Sepp Blatter sudah bersikap tegas. ’’Tidak ada alasan lagi. Teknologi inilah yang kita butuhkan,’’.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H