Pernahkah kalian merasa kadang sering mengeluh ketika disuruh orang tua atau ketika mau mengerjakan tugas yang diberikan oleh Dosen?. Pastinya pernah ya, hal tersebut dipengaruhi oleh lingkungan, perilaku, dan proses kognitif seseorang, karena ketiga faktor tesebut sangat bergantung satu sama lain. Faktor tersebut dinamakan Konsep Triadic Reciprocal Determinisme. Konsep tersebut dikemukakan oleh salah satu tokoh psikologi Kanada bernama Albert Bandura. Albert Bandura menciptakan konsep tersebut melalui Teori ciptaaannya, yaitu Kognitif Sosial. Sebenarnya apa teori kognitif sosial itu?. Sebelum itu, penulis akan memaparkan profil singkat dari Albert Bandura.
Albert Bandura lahir pada tahun 1925 di Kanada. Dia memperoleh gelar doktor dalam psikologi klinis dari University of Lowa. Karya Miller dan Dollard, Social Learning and Imitation, memengaruhi pemikirannya. Bandura memulai program penelitian yang mengkaji dampak terhadap prilaku sosial setelah tiba di Stanford University pada 1950-an. Dia percaya bahwa teori pengkondisian yang populer pada saat itu memberikan penjelasan yang tidak lengkap tentang bagaimana dia memperoleh dan menerapkan perilaku yang baik dan menyimpang. Penelitian Bandura memperluas dan mempertajam teori belajar sosialnya dengan mencakup banyak masalah penting. Fokus penelitian adalah imitasi dan identifikasi, kekuatan sosial, kekuatan diri, dan pengawasan, serta perubahan tingkah laku yang dihasilkan melalui pemodelan. Alhasil muncullah teori bernama Kognitif Sosial
Teori kognitif sosial ialah teori yang menekankan bahwa pembelajaran manusia sebagian besar terjadi di lingkungan sosial. Manusia memperoleh pengetahuan, aturan, keterampilan, strategi, keyakinan, dan sikap dari melihat orang lain. Selain itu, orang melihat model atau contoh untuk mengetahui apakah prilaku yang dimodelkan berguna atau sesuai. Selanjutnya, mereka bertindak sesuai dengan keyakinan mereka tentang kemampuan mereka dan hasil yang diharapkan dari tindakan mereka.
Teori Kognitif Bandura dibuat untuk membahas bagaimana orang dapat mengontrol peristiwa dalam hidup mereka dengan mengubah cara mereka berpikir, bertindak, dan berperilaku. Menentukan tujuan, menilai kemungkinan hasil dari tindakan, mengevaluasi kemajuan dalam mencapai tujuan, dan mengaturan diri atas pikiran, emosi, dan tindakan adalah proses dasarnya. Menurut Bandura, ciri lain teori kognitif sosial adalah fokusnya pada fungsi pengaturan diri. Orang bertindak bukan hanya untuk mengikuti kecenderungan orang lain. Sebagian besar perilaku mereka dimotivasi dan diatur oleh standar internal dan reaksi terhadap tindakan meraka sendiri yang terkait dengan penilaian diri mereka sendiri.
Dalam teorinya, Bandura menyatakan bahwa meskipun pembelajaran yang dilakukan secara observasi dapat memberikan kekuatan sendiri, variabel lain tidak akan mempengaruhinya. Menurut Bandura, empat proses yang saling berhubungan dalam penerapan pemodelan dalam pembelajaran adalah proses atensi, retensi, produksi, dan motivasi, yang diuraikan sebagai berikut:
Seseorang tidak dapat belajar dari model jika dia tidak ada dan tidak dapat mengenali dan memahami aspek-aspek penting dari perilakunya. Individu harus memperhatikan setiap perilaku atau tingkah laku yang ditiru oleh orang lain---juga dikenal sebagai model---sehingga mereka dapat bertindak seperti model.
Penguatan pengamat dengan modelnya, daya tarik model, dan pentingnya perilaku yang diamati oleh pengamat semua memengaruhi antisipasi ini. Jika Anda lebih fokus, pembelajaran akan berjalan lebih efektif. Berbagai nilai yang ditampilakan oleh model dan perbedaan fungsi sangat memengaruhi penetapan tingkah laku peniru. Peniru harus memilih model yang ingin mereka tiru dan yang ingin mereka abaikan. Namun, pada umumnya, mempeunyai kecenderungan meniru model yang menarik adalah lebih sukses dan terkenal.
Proses retensi suatu bagian penting dari pembelajaran observasional. Tahap ini kadang-kadang tidak terlihat karena terlibat dalam proses retensi jangka panjang yang dihasilkan dari kode modeling. Situasi inilah yang menarik anak-anak; misalnya, pola perilaku mereka diperoleh melalui observasi dan dipelihara kemudian. Karena informasi ini penting, harus diingat dan disimpan dengan baik. Jika seseorang lupa akan tingkah laku modelnya, mereka tidak akan mendapatkan pengaruh yang lebih besar. Menurut Bandura, ada proses halus di mana pengetahuan disimpan dengan menggunakan elemen simbolis melalui bahasa dan imajinasi.
Proses perwakilan simbolik dari perilaku pemandu dibahas dalam bagian ketiga dari modeling. Siswa harus mengumpulkan berbagai jawaban yang didasarkan pada pola model untuk memulai proses mengkreat perilaku. Sejauh mana apa yang telah dipelajari diubah menjadi tindakan atau kinerja ditentukan oleh proses penanaman perilaku.
Tidak hanya pengkodean informasi yang tidak mencukupi yang menyebabkan masalah perilaku model, tetapi juga sulit bagi siswa untuk mengubah informasi yang mereka ingat menjadi tindakan. Seorang anak mungkin tahu cara mengikat sepatu, tetapi mereka mungkin tidak bisa melakukannya. Guru harus menguji siswa dengan cara yang berbeda jika mereka percaya bahwa sulit bagi siswa untuk membuktikan apa yang telah mereka pelajari. Latihan, umpan balik, dan bimbingan diperlukan sebelum siswa dapat mengikuti model tindakan. Contoh lain adalah anak kecil dapat belajar mengemudikan mobil dan mengamati perilaku mobil, tetapi jika usia mereka terlalu pendek untuk menggunakan perangkat kendali mobil, mereka tidak akan dapat mengemudikan mobil.
Motivasi
Setelah tiga peroses sebelumnya, proses memotivasi orang untuk berpartisipasi adalah preseden keempat dari pendapat bandura. Model tindakan motivasi ini dianggap sebagai penguatan dari luar, yang berdampak pada kediri individu. Awilson (2006) menjelaskan bahwa selama proses ini, siswa harus terinspirasi untuk bertindak sebagai contoh. Siswa memiliki motivasi dan alasan untuk meniru. Ini disebut motivasi. Dorongan internal, eksternal, dan internal adalah semua sumber motivasi yang penting untuk melihat proses pembelajaran.
Teori Bandura dilihat dalam konteks Teori Perilaku Kognitif karena melibatkan atensi, ingatan, dan motivasi, teori belajar sosial membantu memahami bagaimana perilaku agresif dan penyimpangan psikologi muncul dan bagaimana perilaku dapat diubah. Teori ini menjadi dasar dari perilaku pemodelan, yang digunakan secara luas dalam berbagai program pendidikan.
Selain itu, menurut Bandura (1982), penguasaan keterampilan dan pengetahuan yang kompleks tidak hanya bergantung pada proses retensi, perhatian, motor reproduksi, dan motivasi, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh elemen internal pembelajar. seperti "sense of self efficacy" dan "self -- regulatory system". Sense of self efficacy adalah keyakinan pembelajar bahwa mereka memiliki kemampuan untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang sesuai standar yang digunakan. Self-regulatory mengacu pada dua subproses kognitif: satu struktur kognitif yang menunjukkan tingkah laku dan hasil belajar, dan satu lagi struktur kognitif yang dirasakan, mengevaluasi, dan mengatur tingkah laku kita. Pembelajaran self regulatory menetapkan "setting tujuan" dan "evaluasi diri" siswa untuk mendorong mereka untuk mencapai prestasi akademik yang tinggi atau sebaliknya. Untuk menghasilkan siswa yang sukses, Bandura mengatakan bahwa guru dan pendidik harus dapat menciptakan model yang dapat mempengaruhi siswa. Model-model ini harus mencakup menumbuhkan self of efficacy, self mastery, dan reinforcement bagi siswa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H