Mohon tunggu...
Muchamad Iqbal Arief
Muchamad Iqbal Arief Mohon Tunggu... Freelancer - Independent Content Writer

Halo, saya Iqbal Arief. Sebagai penulis aktif di Kompasiana, saya senang berbagi wawasan dan informasi menarik dengan para pembaca. Minat saya cukup luas, meliputi berbagai topik penting seperti marketing, finansial, prinsip hidup, dan bisnis. Melalui tulisan-tulisan saya, saya berharap dapat memberikan perspektif baru dan pengetahuan yang bermanfaat bagi Anda. Mari bergabung dalam perjalanan intelektual saya di Kompasiana, di mana kita bisa bersama-sama menemukan inspirasi dan wawasan baru dalam berbagai aspek kehidupan dan karier. Selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Green Election, Mewujudkan Pemilu Ramah Lingkungan di Indonesia

29 Oktober 2024   10:30 Diperbarui: 29 Oktober 2024   11:29 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto seseorang sedang voting, oleh https://revistaseguridad.cl

Pemilu selalu menjadi ajang pesta demokrasi yang besar, melibatkan partisipasi jutaan orang dari berbagai latar belakang. Namun, di balik semarak pemilu, seringkali ada dampak besar pada lingkungan---dari bahan kampanye yang menghasilkan sampah hingga konsumsi energi yang tinggi dalam proses pemilihan. Di sinilah konsep Green Election atau Pemilu Ramah Lingkungan hadir sebagai solusi yang mengedepankan keberlanjutan.

Apa Itu Green Election?

Green Election atau Pemilu Ramah Lingkungan adalah konsep pemilu yang menempatkan keberlanjutan sebagai prioritas utama. Dengan mengadopsi prinsip-prinsip ramah lingkungan, mulai dari kampanye hingga proses pemungutan suara, 

Green Election berupaya mengurangi jejak karbon dan limbah yang biasanya dihasilkan oleh pemilu. Mungkin ini terdengar sederhana, tetapi dampaknya bisa besar dan berarti.

Prinsip Utama dalam Green Election

Untuk mewujudkan pemilu yang lebih hijau, ada beberapa prinsip utama yang bisa diterapkan, baik oleh calon pemimpin maupun masyarakat luas:

  1. Kampanye Berkelanjutan

    Partai dan kandidat diharapkan menggunakan bahan kampanye yang ramah lingkungan. Poster, banner, atau spanduk, misalnya, bisa dibuat dari bahan daur ulang atau yang mudah terurai. Seperti di India, Komisi Pemilihan telah menghimbau partai untuk tidak menggunakan plastik sekali pakai sejak tahun 1999. Praktik ini tentu bisa menjadi contoh yang baik bagi Indonesia untuk mengurangi sampah plastik selama masa kampanye.

  2. Digitalisasi dalam Kampanye

    Dengan kemajuan teknologi, kampanye kini dapat dilakukan lebih efisien dan ramah lingkungan melalui media digital. Penggunaan media sosial, website, atau aplikasi online untuk kampanye bisa mengurangi penggunaan kertas dan energi. Negara seperti Estonia bahkan telah mengembangkan sistem pemilihan digital yang tidak hanya mempermudah pemilih tetapi juga mengurangi dampak lingkungan dari pemilihan secara signifikan.

  3. Kolaborasi dengan Komunitas

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
    Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun