Jadi, perlukah kita menyensor seni demi moralitas? Jawabannya mungkin tergantung pada sudut pandang dan nilai yang kita anut. Namun, yang pasti, seni bukanlah sesuatu yang bisa dibatasi hanya karena dianggap "tidak nyaman." Seni adalah cermin kita, refleksi dari masyarakat kita, dan kendaraan untuk perubahan.
Mungkin, daripada menyensor, kita lebih baik membuka diri untuk mendengarkan dan memahami—karena pada akhirnya, itulah esensi dari sebuah masyarakat yang beradab dan terbuka. Kamu siap untuk berpikir lebih kritis dan melangkah keluar dari zona nyaman?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H