Mohon tunggu...
Muchamad Iqbal Arief
Muchamad Iqbal Arief Mohon Tunggu... Freelancer - Independent Content Writer

Halo, saya Iqbal Arief. Sebagai penulis aktif di Kompasiana, saya senang berbagi wawasan dan informasi menarik dengan para pembaca. Minat saya cukup luas, meliputi berbagai topik penting seperti marketing, finansial, prinsip hidup, dan bisnis. Melalui tulisan-tulisan saya, saya berharap dapat memberikan perspektif baru dan pengetahuan yang bermanfaat bagi Anda. Mari bergabung dalam perjalanan intelektual saya di Kompasiana, di mana kita bisa bersama-sama menemukan inspirasi dan wawasan baru dalam berbagai aspek kehidupan dan karier. Selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kematian Akibat Kelaparan: Bagaimana Sistem Sosial Kita Gagal Melindungi yang Rentan?

15 Agustus 2024   22:20 Diperbarui: 15 Agustus 2024   22:22 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kemiskinan Ekstrim oleh Johnstocker

Kebijakan Pemerintah: Cukupkah?

Tentu saja, pemerintah juga memegang peran penting dalam mengatasi masalah ini. Program bantuan sosial seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) atau Program Keluarga Harapan (PKH) memang sudah ada, tetapi apakah program-program ini sudah menjangkau mereka yang paling rentan, seperti para pekerja informal? Apakah bantuan yang diberikan sudah cukup untuk memastikan tidak ada lagi orang yang harus kelaparan?

Kematian driver ojol ini menimbulkan pertanyaan yang mendalam: seberapa efektifkah kebijakan pemerintah dalam melindungi warganya dari kemiskinan ekstrim? Apakah bantuan yang ada cukup fleksibel dan mudah diakses oleh mereka yang bekerja di sektor informal? Atau, apakah ada celah besar dalam kebijakan ini yang membuat orang-orang seperti driver ojol jatuh melalui retakan sistem?

Baca juga: Bahaya Nomophobia: Mengapa 'No Signal' Lebih Menakutkan dari Kehilangan Pekerjaan?

Kamu mungkin setuju bahwa pemerintah perlu memperbaiki dan memperkuat sistem perlindungan sosial. Program-program bantuan perlu lebih terarah dan mudah diakses oleh mereka yang benar-benar membutuhkan. Selain itu, dibutuhkan kebijakan yang bisa memberikan stabilitas ekonomi bagi para pekerja informal. Bukan hanya bantuan sesaat, tetapi juga dukungan yang berkelanjutan, seperti akses kesehatan dan pekerjaan yang layak.

Langkah Nyata yang Bisa Kita Ambil

Namun, tidak adil jika kita hanya menyalahkan pemerintah atau sistem. Sebagai masyarakat, kita juga memiliki peran penting. Mungkin ini saatnya untuk merevitalisasi kembali semangat gotong-royong di komunitas kita. Mulailah dengan hal-hal kecil. Perhatikan tetangga sekitarmu, terutama mereka yang mungkin berada di posisi sulit. Jika kita semua mengambil sedikit tanggung jawab untuk peduli terhadap sesama, kita bisa mencegah tragedi seperti ini terjadi lagi.

Kamu juga bisa terlibat dalam organisasi atau gerakan sosial yang berfokus pada pemberdayaan mereka yang kurang beruntung. Banyak komunitas yang melakukan inisiatif swadaya untuk membantu mereka yang membutuhkan. Dari dapur umum hingga bantuan sembako, ada banyak cara untuk berkontribusi.

Menutup Celah Ketidakpedulian

Kematian akibat kelaparan di tengah kota besar bukanlah sesuatu yang bisa kita abaikan. Ini adalah panggilan untuk lebih peduli, untuk lebih memperhatikan mereka yang ada di sekitar kita, dan untuk mendorong perubahan dalam sistem sosial kita yang saat ini masih terlalu lemah untuk melindungi yang rentan. Kamu dan saya memiliki peran dalam memastikan kejadian tragis ini tidak terulang lagi. Mari kita kembali mengedepankan gotong-royong, memperkuat solidaritas, dan mendorong perubahan yang nyata, baik di tingkat masyarakat maupun kebijakan.

Kita tidak bisa membiarkan lebih banyak nyawa hilang hanya karena mereka tidak punya cukup uang untuk makan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun