Tekanan untuk menunjukkan hubungan yang sempurna bisa bikin kita jadi terlalu fokus pada hubungan, sampai-sampai melupakan hal-hal lain yang juga penting dalam hidup.
Nah, dari sinilah "bucin" muncul.
Demi menjaga citra hubungan yang ideal di mata teman-teman dan followers, banyak dari kita yang rela mengorbankan waktu, tenaga, dan bahkan kesehatan mental kita sendiri.
Kita merasa harus selalu ada buat pasangan, harus selalu bisa membuktikan cinta kita dengan cara-cara yang kadang berlebihan.
Walaupun kadang terlihat lucu atau menggemaskan, "bucin" ini sebenarnya menunjukkan ada sesuatu yang lebih kompleks di baliknya—perpaduan antara cinta, ego, dan kebutuhan akan pengakuan dari orang lain.
 Trauma Bersama dan Keinginan untuk Berhubungan
Kita sering kali digambarkan sebagai generasi yang tumbuh di tengah ketidakpastian.
Dari krisis ekonomi sampai perubahan sosial yang cepat, semua itu membentuk trauma bersama yang bikin kita selalu mencari kenyamanan, terutama dalam hubungan asmara.
Cinta jadi semacam pelarian dari realitas yang keras.
Dalam hubungan, kita bisa menemukan rasa aman, tempat di mana kita merasa diterima dan dicintai.
Tapi, keinginan yang kuat untuk merasa terhubung dan dicintai ini bisa jadi masalah kalau kita jadi terlalu bergantung pada pasangan.