Mohon tunggu...
Muchamad agusslamet
Muchamad agusslamet Mohon Tunggu... Guru - guru

kulineran makan dan jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Remaja dan Sekolah

5 Desember 2023   08:31 Diperbarui: 5 Desember 2023   08:35 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila sudah mendapatkan uang, ngapain sekolah lagi. Bener tidak pembaca ?, bahkan bidin ripin disela-sela perbincangannya berkata, “sekolah jauh-jauh bahkan tinggi-tinggi, ujung-ujungnya juga cari kerja”. Sangat benar, karena hibub membutuhkan uang guna memenuhi kebutuhan sehari-hari, uang didapat dengan bekerja, jangankan yang S1, yang profesorpun juga untuk bekerja. Logika yang brilian untuk bidin dan ripin.

Bila sudah pintar mencari uang, maka otak malas untuk berfiir, itulah yang terjadi. Penegasan sekali lagi, pola pikir yang penting mendapat uang merupakan konsep praktis untuk memenuhi kebutuhan. Benar adanya, namun disini kellanjutan ceritanya, tidak hanya sebatas anak ditinggal jadi TKW, putus sekolah, kerja cari uang. Melainkan ketika ada satu kejadian sebut saja perkelahian, bidin dan ripin salah satu yang getol dan semangat untuk ikut andil bagian. Hal yang semestinya bisa diselesaikan dengan kepala dingin, malah pengennya diselesaikan dengan otot, dan dia merupakan orang yang sulit dikendalikan  pada saat itu.

Terjawab sudah ketika ada satu permasalahan bagaimana anak yang putus sekolah dengan yang tidak, dalam menanggapi suatu masalah. Sudah hal yang wajar ketia dia tumbuh remaja, orang mengetahui dia tidak ada yang diatkuti, bahkan deangan sesepuh kiai yang sangat dihormati didesa kamipun juga tidak takut. Memang tidak perlu takut kepada sesama manusia, namun ada sedikit penghormatan kepada orang yang lebih tua. Semua tahu, bila ingin hidup lebih berakhlak, maka sekolahlah. Sekolah bukan masalah mencari uang, melainkan untuk menata pengetahuan baik akal maupun hati. Jika tidak mau sekolah, tidak mau belajar dengan alam, maka mau jadi apa. Tidak sekolah, itu bukan hal salah, pengetahuan tidak hanya sebatas dalam bangku sekolah, begitun dengan bekerja, juga tidak ada yang salah, itu adalah hal yang sangat baik. Namun hidup tentunya perlu wawasan siraman ilmu untuk akal dan hati agar menjadi jika yang berbudi pekerti. Mau sampai kapan menjadi buruh di negeri sendiri. Setiap hari kita mengkonsumsi produk oarang lain bahkan bangsa asing, tidak buatan sendiri. Dijepang sudah buat kamera 20meapixel, kita sendiri masih membuat kamera dari kardus.

Inilah yang harus menjadi PR kita semua, jangan berasusmsi sekolah untuk kerja semata, namun sekolah atau belajar untuk perubahan akal perubahan hati yang lebih baik. Tidak perlu banyak uang, yang penting dalam keseharian kita cukup dan nyaman. Itulah semestinya yang kita bangun. Kalau remajanya cerdas, masyarakatnya cerdas, maka indonesia secara keseluruhan jadi negra maju, tidak negara buruh, tapi negara yang berdiri sendiri. Semua tahu, alat penangkap ikan jepang sudah modern dan canggih, kita sendiri masih menggunakan otot alias manual. Jika sabar sedikit untuk bertahan belaja, setidaknya yang bekerja pastilah mampu menggunakan akal, siapa tahu dengan ripin dan bidin lanjut sekolaahnya sampai profesor mampu menciptakan allat penangkap ikan dengan bantuan suara (misal). Maka indonesia mempunyai satu terobosan baru yang lebih mutakhir.

Penutup ini saja coretkan dari ungkpan “kamu jika tidak mampu menahan pedihnya belajar dimasa muda, maka kamu akan menuai susah dan pedihnya kebodohan dimasa tua”  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun