Mohon tunggu...
Mubarok
Mubarok Mohon Tunggu... Guru - Saya berprofesi sebagai seorang guru swasta di sebuah pondok pesantren di daerah Banyuwangi Jawa Timur

Hobi saya berolahraga dan menulis. Menulis adalah bagian dari kesibukan saya untuk mengisi waktu luang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Desain Pembelajaran Membaca Kitab Kuning di Pondok Pesantren Roudlatut Thalabah

5 Juli 2022   00:40 Diperbarui: 5 Juli 2022   01:01 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Setelah melakukan proses identifikasi tujuan pembelajaran, langkah selanjutnya adalah menganalisis proses pembelajaran. Langkah ini adalah prosedur untuk menentukan kompetensi apa yang harus dimiliki oleh peserta didik agar mereka mampu mencapai tujuan pembelajaran. 

Secara umum mereka harus menguasai 3 kompetensi dasar. Yaitu, pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik) dan sikap (afektif)15 Ibid. Dalam aspek kognitif mereka harus mampu mengenal huruf hijaiyah dengan baik dan benar, mampu membaca teks bahasa arab, memahami nahwu shorof dasar sebagai ilmu tata bahasa arab, mampu menghafal kaidah dan kosa kata bahasa Arab. Dalam aspek afektif, mereka perlu memiliki tanggung jawab, sopan santun, kepedulian, kejujuran, gotong-royong dan disiplin. Sedangkan aspek psikomotorik, mereka mampu menyusun sendiri kalimat dalam bahasa arab. Baik kalimat dalam bentuk lisan atau tulisan.

Menganalisis Peserta Didik Dalam Konteks Pembelajaran

Bukan hanya melakukan analisis terhadap pembelajaran, kita juga perlu menganalisis peserta didik dan karakteristiknya. Proses analisis ini meliputi gaya belajar, seberapa besar kemampuan yang peserta didik miliki dan bagaimana sikap belajar mereka. Bukan hanya menganalisis peserta didik dan karakteristiknya, seorang desainer pembelajaran perlu melakukan analisis terhadap konteks pembelajaran. Aktivitas ini meliputi; 1) analisis terhadap kondisi keterampilan peserta didik, 2) dan tugas mereka dalam menerapkan dan keterampilan yang mereka pelajari.16

Seorang desainer pembelajaran perlu melakukan analisa terhadap karakteristik peserta didik secara mendalam. Salah satunya dengan menggali apa kebutuhan mereka. James A. Pershing dan Hee Kap Lee mengutip pendapat Kaufman and english bahwa kebutuhan dapat didefinisikan sebagai kesenjangan antara kondisi yang diinginkan dengan kondisi yang ada pada saat ini.17 Dalam merancang program pembelajaran membaca kitab kuning ini desainer pembelajaran menginginkan peserta didik memiliki kemampuan membaca kitab kuning yang neningkat dari waktu ke waktu. 

Bukan hanya mampu membaca, mereka perlu mampu memahami isi yang terkandung di dalam kitab kuning tersebut, sehingga mereka akan terlatih membaca kitab kuning, mereka menguasai gramatika bahasa arab dengan baik, menghafal banyak kata dalam bahasa arab, maka mereka memiliki bekal yang kuat untuk memahami Al Quran dan Al Hadist secara benar.  Diharapkan mereka mampu melaksanakan dan mengamalkan apa yang mereka pahami ini dan mampu mengajarkannya kepada orang lain yang membutuhkannya.

Faktanya, ada banyak kondisi yang terjadi pada peserta didik. Dari hasil wawancara dan observasi yang penulis lakukan, ada beberapa peserta didik yang 1) mampu membaca kalimat bahasa Arab yang ada dalam kitab kuning dengan baik, benar dan lancar, 2) kurang lancar membacanya, 3) belum mampu membaca sama sekali. 

Penulis juga menemukan beberapa peserta didik yang menguasai bahasa Arab dan gramatikanya dengan baik. Perbedaan ini terjadi karena beberapa faktor. Misalnya saja, 1) latar belakang keluarga, 2) lingkungan tempat tinggal, 3) pendidikan, 4) tingkat kecerdasan, 5) semangat dan motivasi belajar, 6) gaya belajar dan lain sebagainya.

Perbedaan ini adalah tantangan pendidik dan desainer pendidikan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang efektif, efisien dan kondusif. Sehingga tujuan pembelajaran tercapai dengan baik.

Merumuskan Tujuan Performansi

Dick and Carey mengajukan pendapat tentang tujuan performansi. Menurut keduanya, tujuan performansi ada 3 sesuai dengan tingkatannya. Yaitu, 1) tingkat awal. Pada tingkatan awal ini, ada beberapa indikator yang bisa jadi pedoman. Di antaranya, mereka perlu memahami kalam, definisi kalam, pembagian kalam, tanda-tanda kalam, marfuatul asma, mansubatul asma dan makhfudhotul asma, definisi fiil, pembagian fiil dan tanda-tanda kalimah fiil. 

Mereka juga perlu memahami ilmu shorof dasar. Yaitu tasrif istilah dan tasrif lughowi. Lebih dari itu, mereka juga perlu mampu menghafal kitab Jurumiyah dan amstilatut tashrifiyah. Mereka juga perlu memahami fiqih dasar. Fiqih dasar ini biasanya berupa kitab fiqih wadhih. Mereka mampu membaca kalimat arab polos tanpa harokat. 2) Tingkat menengah. 

Ada beberapa indikator yang bisa Anda gunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik yang ada pada tingkat menengah. Di antara Indikatornya adalah; a) mereka mampu memahami ilmu nahwu tingkat menengah. Kitab yang dipakai pada tingkat menengah ini adalah Al Imrity. Pada prinsipnya, kitab ini merupakan pengembangan dari kitab nahwu dasar sebelumnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun