Mohon tunggu...
Mubarok
Mubarok Mohon Tunggu... Guru - Saya berprofesi sebagai seorang guru swasta di sebuah pondok pesantren di daerah Banyuwangi Jawa Timur

Hobi saya berolahraga dan menulis. Menulis adalah bagian dari kesibukan saya untuk mengisi waktu luang.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengupas Perubahan Kurikulum PAI dan Dampaknya

28 Juni 2022   12:56 Diperbarui: 28 Juni 2022   13:03 2321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Perubahan kurikulum mau tak mau memaksa guru dan peserta didik untuk beradaptasi dengan kurikulum baru. Mulai dari beradaptasi dengan:

  • Peraturan dari Kemenag
  • Buku pelajaran dan materi penunjang
  • Iklim pembelajaran baru

Belum Tersedianya Fasilitas Yang Memadai

Untuk menyukseskan kurikulum baru ini, tentu membutuhkan dukungan sarana dan prasarana yang memadai. Sarana dan prasarana ini akan bermanfaat untuk mendukung implementasi kurikulum baru hasil penyempurnaan ini.

Proses Sosialisasi Yang Kurang Maksimal

Salah satu kendala yang akan terjadi adalah proses sosialisasi yang membutuhkan proses dan waktu yang lumayan lama. Salah satu alasannya karena madrasah yang tersebar luas di Seluruh Indonesia.

Seberapa Urgen Perubahan Kurikulum?

Sebuah pertanyaan mendasar yang perlu kita renungkan adalah seberapa urgen perubahan kurikulum ini? Kalau kita menengok ke belakang, kita tahu bahwa perubahan kurikulum telah terjadi tahun 2014 berdasarkan KMA 165 tahun 2014. Perubahan kurikulum 2013 ini sudah melalui kajian yang mendalam dan komprehensif. Sehingga menurut hemat penulis, perubahan kurikulum ini terlalu tergesa-gesa. Akibatnya, banyak guru dan pendidik yang mengalami kepala pusing karena harus berganti materi, berganti pelajaran dan tentu saja mereka perlu beradaptasi dengan perubahan ini.

Penutup

Seperti yang penulis sampaikan pada awal-awal paragraf artikel ini, perubahan adalah sebuah keniscayaan. Dalam dunia pendidikan perubahan adalah sesuatu yang wajar dan memang perlu. Semua dalam rangka untuk menumbuhkan semangat belajar, bertumbuh dan berkembang. Tanpa adanya perubahan, maka tak akan ada perbaikan dan pertumbuhan lebih baik lagi. Namun, perubahan harus mempertimbangkan banyak hal secara komprehensif. Perubahan yang terjadi secara parsial dan tergesa-gesa akan mengakibatkan banyak hal yang tak kita inginkan. Mulai dari implementasi yang kurang tepat. Perubahan buku, materi penunjang dan fasilitas penunjang pendidikan serta laboratorium yang kurang memadai.

Perubahan kurikulum PAI ini harus melalui proses panjang dan diskusi intensif dengan berbagai kalangan. Mulai dari akademisi, praktisi, mahasiswa, madrasah, guru dan pendidik. Perubahan kurikulum yang terencana, terstruktur dan matang akan menghasilkan perubahan positif,  baik pada ranah pengetahuan (kognitif) atau sikap dan perilaku (habit).

Artikel ini ditulis oleh

MUBAROK

NIM: 213206030042

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun