***
Kini di usiaku 36 tahun, aku terpekur sendiri di bukit ini, memandangi Mimika mengingat kota itu waktu itu. Sudah 7 tahun aku ditinggalkan istri dan anakku. Aku selalu mencari-cari cahaya rumah kontrakanku bersama istriku dulu di Mimika dari bukit di Kuala Kencana ini. Setiap hari kupandangi, makin aku tidak menemukannya. Semua di Mimika cepat sekali berubah. Aku harus cuti kemana, bersama siapa, dan untuk apa. Itulah yang ada dibenakku saat ini. Sudah sekitar 7 tahun juga aku tidak pernah mengajukan cuti ku. Waktu kosong hanya membuatku sakit dan terkenang kepada mereka. Hanya saja setiap tahun-tahun itu pula, pak Sinaga diam-diam selalu mengajukan cuti atas namaku dan tanpa persetujuanku. Lalu menyuruhku ke Jayapura untuk bertemu saudaranya dan membeli barang yang tak ada di Kuala Kencana. Biar tidak gila katanya. Ya, cuti 12 hariku selalu kuhabiskan di Jayapura, menikmati pantai harlem6, mencari ikan di laut bersama saudara nya itu, dan membawakan oleh-oleh ikan tongkol dan cakalang segar untuk nya. Aku pun beranjak dari bukit ini menuju asrama ku. Matahari sudah mulai hilang dan aku harus istirahat untuk memulai hari esok bersama truk monsterku.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1) Dahulu disebut kota baru, kota yang dibangun khusus untuk para pekerja pertambangan.
2) Rumah sakit umum daerah
3) Waktu itu masih bernama Irian Jaya
4) Mas yakin mau berangkat ke irian
5) Ini buat Fitri, buat biaya cuci darah… gajinya lumayan, aku sudah malu berhutang disini
6) Pantai indah di Desa Tablanusu,Distrik Depapre, Jayapura
Sumber gambar : detik.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H