Dengan meningkatkan kompetensi guru melalui pelatihan, mereka akan lebih siap mengelola kelas yang heterogen secara budaya dan sosial. Guru juga dapat memainkan peran proaktif dalam mendukung kebutuhan belajar setiap siswa tanpa memandang latar belakang mereka. Hal ini tidak hanya meningkatkan kualitas pendidikan, tetapi juga membantu menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan harmoni.
Kegiatan Ekstrakurikuler Berbasis Multikultural
   Sekolah juga harus menyediakan kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung pendidikan multikultural. Kegiatan ini bisa berupa festival budaya yang merayakan keberagaman etnis di sekolah, kelompok diskusi atau klub yang membahas isu-isu sosial terkait keberagaman, serta program pertukaran pelajar dengan sekolah lain untuk memperluas wawasan siswa tentang budaya lain. Kegiatan ekstrakurikuler ini tidak hanya memberikan pengalaman praktis bagi siswa tetapi juga memperkuat rasa saling menghormati dan toleransi antarbudaya.[18]
  Penerapan multikulturalisme di sekolah memerlukan pendekatan sistematis untuk memastikan keberagaman diakui, dihormati, dan menjadi bagian integral dari aktivitas pembelajaran sehari-hari. Pendekatan ini mencakup integrasi nilai-nilai multikulturalisme ke dalam kurikulum, di mana siswa diajarkan tentang keberagaman budaya, tradisi, dan pandangan hidup dari berbagai kelompok masyarakat. Selain itu, sekolah juga dapat menyelenggarakan kegiatan yang dirancang khusus untuk memperkenalkan siswa pada beragam budaya, seperti festival budaya, kunjungan ke tempat-tempat bersejarah, atau proyek kolaboratif lintas budaya.
    Melalui metode pembelajaran yang inovatif dan kegiatan ekstrakurikuler yang inklusif, siswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan tetapi juga pengalaman langsung yang membantu mereka menghargai perbedaan. Pendekatan ini bertujuan membangun lingkungan belajar yang harmonis dan memupuk sikap toleransi serta empati di antara siswa.[19]
Menciptakan Iklim Sekolah yang Inklusif
   Keberhasilan pendidikan multikultural sangat dipengaruhi oleh suasana yang dibangun di lingkungan sekolah. Sekolah harus menjadi tempat yang menerima dan menghargai keberagaman, di mana setiap siswa merasa dihormati tanpa memandang latar belakang mereka. Untuk mendukung hal ini, sekolah dapat memfasilitasi dialog terbuka antara siswa dari berbagai latar belakang melalui forum diskusi atau kegiatan bersama. Selain itu, penyelenggaraan acara seperti perayaan hari besar keagamaan, festival budaya, atau pentas seni multietnis juga dapat mempromosikan penghormatan terhadap perbedaan sekaligus mempererat hubungan antarwarga sekolah.
Penggunaan Media Pembelajaran yang Variatif
  Penting bagi sekolah untuk menyediakan media pembelajaran yang mencerminkan keberagaman budaya sebagai bagian dari pendidikan multikultural. Penggunaan buku teks yang memasukkan perspektif budaya yang beragam, materi ajar interaktif, serta akses ke film dokumenter atau multimedia lainnya dapat memperkaya pemahaman siswa. Media pembelajaran semacam ini membantu siswa memahami keragaman baik dalam konteks lokal maupun global. Dengan cara ini, siswa tidak hanya mengenal budaya mereka sendiri tetapi juga budaya lain, yang mendukung pembentukan pola pikir yang inklusif dan kritis.
Evaluasi Berbasis Multikultural
  Sistem evaluasi dalam pendidikan multikultural harus dirancang untuk mencerminkan nilai-nilai keadilan dan keberagaman. Metode penilaian harus mampu mengakomodasi latar belakang siswa yang beragam tanpa diskriminasi. Evaluasi ini bisa mencakup penugasan yang relevan dengan budaya siswa, proyek kelompok lintas budaya, atau refleksi pribadi. Pendekatan yang adil dalam penilaian akan mendorong siswa untuk menampilkan kemampuan mereka secara maksimal tanpa tertekan oleh stereotip atau prasangkao