Mohon tunggu...
Muarrifuzzulfa
Muarrifuzzulfa Mohon Tunggu... Perawat - Pekerja profesional di rumah sakit Jerman

Kesederhanaan. Suka membaca buku, mendengar, bertukar pikiran dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Sistem Perkabelan Rumah yang Berbeda (Pendidikan Anak Jerman dan Perkembangan Teknologi)

27 Juni 2024   14:49 Diperbarui: 11 Juli 2024   12:40 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika ingin anaknya tidak kecanduan dengan handphone artinya orangtuanya juga harus sangat membatasi dengan handphone. Mereka menambahkan bahwa pada umur tertentu mereka sudah tidak bisa lagi memaksa anaknya untuk tidak menggunakan handphone. 

Hal ini sangat wajar karena anak-anak mereka tidak hanya hidup di rumah, melainkan di sekolah dan di lingkungan. Teman-teman di sekolah dan juga lingkungan umum juga dapat mempengaruhi anak-anak mereka.

Oleh karenanya, rekan kerja saya hanya bisa mendidik anak-anak mereka tanpa memberikan hp sampai umur 12 tahun.

2. Pendakian

Suatu ketika saya bersama dengan teman sedang liburan di negara tetangga Jerman, yaitu Itali. Kami ketika itu ingin mendaki sebuah gunung di daerah pegunungan Sudtirol, Alpen. Area pegunungan yang sangat hijau dan sangat sejuk.

Daerah itu memang terkenal sebagai spot pendakian dan juga salah satu tujuan para pendaki dari berbagai negara, terkhusus para pecinta alam dari Jerman.

Ketika kami ingin mendaki, saya melihat puluhan anak-anak seumuran anak SMP sedang ingin melakukan pendakian di daerah tersebut. Mereka berkumpul di tempat start pendakian dan mereka asyik berbincang satu dengan yang lainya. Lalu apa yang saya sangat takjub dari mereka? Tidak ada satupun dari mereka yang memegang handphone, sama sekali, tidak ada dari mereka yang berfoto bersama maupun berselfie menggunakan handphone.

Ketika itu, sejenak saya mempelajari sesuatu dari fenomena anak-anak ini. Saya belajar dari mereka bahwa alam adalah salah satu tempat kembalinya manusia untuk menyadarkan diri bahwa manusia adalah makhluk hidup yang memerlukan interaksi dengan makhluk hidup lain seperti tumbuhan dan hewan dan bukan benda mati yang selalu ada digenggaman tangan masa kini, yaitu handphone. 

Manusia secara psikologis membutuhkan ketenangan, udara yang sejuk, manusia juga terlahir untuk selalu merefleksikan dirinya sendiri, berbicara dengan alam dan bukan berbicara dengan hal yang virtual.

Semuanya ini dapat kita dapatkan salah satunya adalah di alam yang luas dan tanpa gangguan dari sosial media. Sayangnya kultur di negara kita sangat sulit untuk puasa bersosial media.

Adalah perasaan yang sangat luar biasa dan membahagikan jika kita mencoba untuk puasa seharian dengan handphone dan pergi ke pegunungan berjalan-jalan atau mendaki dengan teman kita. Kita akan merasakan bagaimana keintensifan kita berkomunikasi dengan teman kita, empati kita akan terasah disana, emosional kita juga akan terasah dan banyak sekali yang akan kita pelajari jika kita fokus kepada kita sendiri tanpa ada gangguan dari external. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun