Mohon tunggu...
Muarrifuzzulfa
Muarrifuzzulfa Mohon Tunggu... Perawat - Pekerja profesional di rumah sakit Jerman

Kesederhanaan. Suka membaca buku, mendengar, bertukar pikiran dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Ramadan dan Kesehatan (Refleksi atas fenomena di Jerman)

3 Maret 2024   16:35 Diperbarui: 29 Juni 2024   13:44 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

- Ramadan dan kesehatan jantung

            Sudah tidak diragukan lagi bahwa secara umum puasa Ramadan tidak memiliki efek negatif pada kesehatan, apalagi kaitannya dengan kesehatan jantung. Sebuah hasil penelitian dari LORANS (London Ramadan Study) dan meta analisis yang terbit di Journal of American Heart Association mengungkapkan bahwa puasa Ramadan memilifi efek yang menguntungkan terhadap tekanan darah. Hasil dari LORANS mengatakan bahwa puasa Ramadan berkaitan erat dengan penurunan SBP (Systolic blood pressure) dan DBP (diastolic blood pressure) secara independen dari berat badan, TBW(total body water), dan massa lemak. Begitu juga hasil yang sama didapatkan dari meta analisis dari 33 studi dengan peserta berjumlah 3213 (termasuk LORANS) bahwa puasa Ramadan berkaitan dengan penurunan SBP dan DBP. Yang menjadi catatan penting dalam penelitian ini adalah tidak ada penurunan SBP dan DBP hanya pada pasien dengan CKD (Chronic kidney disease).(3) Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada efek negatif dari puasa Ramadan terhadap kesehatan jantung.

- Ramadan dan kerja otak

            Ada sebuah ungkapan bahwa jika kita tidak cukup minum maka tingkat konsentrasi kita menurun. Hal itu memang benar dan itu salah satu symtomatik pada dehidrasi. Lalu bagaimana ketika puasa yang mana lebih "ekstrim" lagi tidak minum dan tidak makan? Pada saat puasa tubuh kita tidak mengalami dehidrasi sehingga tingkat konsentrasi kita tidak menurun, justru terdapat beberapa protein yang mendukung konsentrasi otak yang diproduksi lebih banyak pada saat berpuasa, diantaranya adalah Brain-Derived Neurotrophic Factor (BDNF) dan Nerve Growth Factor (NGF). BDNF ini berfungsi mendukung pertumbuhan dan kelangsungan hidup sel otak. BDNF berfungsi sebagai modulator neurotransmitter dan berperan penting untuk pembelajaran dan memori.(4) NGF berfungsi sebagai pemelihara interaksi yang seimbang antara sistem imun, endokrin, dan saraf.(5)

            Sebuah studi meneliti bagaimana sebenarnya pengaruh puasa Ramadan terhadap konsentrasi neurotropin serum dan neurotransmiter, yaitu seretonin, dopamine, Brain-Derived Neurotrophic Factor (BDNF) and Nerve Growth Factor (NGF). Serum BDNF mengalami peningkatan yang signifikan pada orang yang berpuasa dibandingkan dengan orang yang tidak berpuasa. Serotonin dalam plasma pada orang yang berpuasa juga meningkat dibandingkan orang yang tidak berpuasa. Begitu juga NGF mengalami peningkatan yang signifikan pada orang yang berpuasa. Hal ini menunjukkan bahwa puasa dapat meningkatkan kesehatan otak melalui induksi kadar NGF.(5)

- Ramadan dan kesehatan mental

            Ada banyak tanggapan ketika bulan puasa akan datang. Ada yang sangat senang karena ini merupakan bulan spiritual yang datang hanya sekali setahun, tetapi ada juga yang menganggap ini adalah hal biasa saja, sekedar puasa saja dan setelah itu datang hari raya idul fitri. Jawaban yang sulit dipahami bagi mereka orang Jerman nonmuslim yang menanyakan "bagaimana kabarmu, sebentar lagi akan datang puasa Ramadan.?" adalah "saya sangat bahagia dan senang menyambut bulan Ramadan.". Jawaban seperti ini sangat sulit untuk dipahami bagi mereka, bagaimana seseorang bisa bahagia menunggu suatu bulan yang seseorang tidak boleh makan dan minum berjam-jam, bukankah makan dan minum itu justru memuat kita bahagia?. Untuk menjelaskan kepada mereka, kita perlu penelitian. Lalu, apakah benar terdapat penelitian bahwa puasa Ramadan mempunyai efek kesehatan mental?.

            Akhir-akhir ini terdapat tinjauan studi yang menjelaskan perbedaan penelitian tentang bagaimana efek puasa terhadap kesehatan mental. Pertama bahwa terdapat beberapa penilitan yang mengungkapkan bahwa puasa secara jangka pendek dapat meningkatkan emosi (depresi, kecemasan, kemarahan, lekas marah, kelelahan, dan ketegangan) dan menurunkan emosi positif dan vitalitas. Tetapi di beberapa penelitian yang lain mengatakan hal yang berbeda, bahwa puasa secara jangka pendek dapat meningkatkan suasana hati, yang mana ini merupakan reflesi meningkatnya mood positif dan menurunnya mood negatif.(6)

            Peneliti memberikan catatan terhadap perbedaan hasil penelitian tersebut. Pertama bahwa keyakinan keagamaan yang kuat bagi seorang yang berpuasa dapat menimbulkan efek yang positif terhadap fisik dan psikologinya. Bagi mereka puasa merupakan pengalaman yang menyenangkan. Disisi lain, bagi mereka yang berpuasa dan tidak memiliki keyakinan keagamaan yang kuat, maka puasa dapat menimbulkan efek yang negatif terhadap psikologinnya. Kedua bahwa puasa memiliki kaitan yang sangat erat dengan pengendalian emosi diri. Pada satu sisi seseorang membutuhkan usaha untuk mengontrol diri untuk menahan diri untuk tidak makan dan melanjutkan puasanya dan hal ini sangat berat, sedangkan sisi lain jika seseorang sukses dapat mengendalikan diri sampai puasa selesai, maka dia akan merasa dapat mengontrol dirinya.(6) 

            Dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental seorang muslim dalam hubungannya dengan puasa tergantung bagaimana dia beranggapan tentang puasa itu sendiri. Kalau dia menganggap puasa adalah sebuah paksaan maka puasa akan berefek negatif terhadap mental seseorang, sebaliknya jika seseorang menganggap puasa adalah sebuah kewajiban yang ikhlas untuk dilaksanakan dan tidak ada paksaan, maka puasa akan berefek positif terhadap mental seseorang.

- Ramadan meningkatkan kebahagiaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun