Mohon tunggu...
Muarif Essage
Muarif Essage Mohon Tunggu... Guru - pembaca sastra

lahir di Tegal, 25 Mei 1969. Seorang guru, ia lebih sering membaca karya sastra dan membicarakannya dalam bentuk ulasan.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Ketika Surga di Genggaman Tangan Mereka

5 April 2022   15:43 Diperbarui: 5 April 2022   15:51 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

mencium kaki siapa pun

jangan pernah menyembahku

apalagi bersujud mencium kakiku

tapi ulurkan tanganmu

genggamlah tanganku

walaupun mataku buram

kakiku karam

di gengamanmu

aku tahu yang kau simpan dan tak pernah ungkap

selama menjadi anak

Apabila saya membaca larik pertama hingga larik kesepuluh dari puisi tersebut, saya melihat betapa Cynthia menulis puisi itu dalam keawaman berpikir untuk memahami sebutan "surga di telapak kaki ibu". Mungkin juga, Cynthia dengan sengaja menciptakan keawaman berpikirnya karena ia ingin menyampaikan pesan lain dari sekadar sebutan "surga di telapak kaki ibu". Ia sengaja menukar "telapak kaki ibu" dengan genggaman "tangan ibu". Sehingga larik-larik yang berbunyi,  "tapi ulurkan tanganmu/genggamlah tanganku/..../di gengamanmu/aku tahu yang kau simpan dan tak pernah ungkap/selama menjadi anak" diposisikan sebagai penolakan atas sebutan "surga di telapak kaki ibu". Hal ini amat saya rasakan karena Cynthia lebih menekankan pada makna yang diciptakannya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun