Mohon tunggu...
Muara Alatas Marbun
Muara Alatas Marbun Mohon Tunggu... Guru - Alumni U Pe' I

Seorang lulusan yang sudah memperoleh pekerjaan dengan cara yang layak, bukan dengan "orang dalem", apalagi dengan "daleman orang"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Minat Peserta Didik Dikonversi Jadi Minat Belajar

27 November 2022   19:58 Diperbarui: 1 Desember 2022   15:00 801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam ekstrakulikuler --terutama Pramuka, pembina menawarkan bet atau lencana kecakapan jika berhasil melakukan sesuatu dan bisa dipasang di baju mereka. 

Tanpa memikirkan fungsinya di dunia luar sekolah, mereka membangkitakn semangat untuk mendapatkannya, ditambah dengan penjelasan bahwa penampilan kecakapan bisa dilakukan di luar waktu kegiatan Pramuka, maka makin besarlah minat mereka. 

Pada waktu istirahat pun, sang pembina terus saja didatangi oleh peserta didik agar melihat mereka menunjukkan kemampuan mereka demi memenuhi syarat memperoleh bet atau lencana kecakapan. Padahal itu tidak diarahkan secara khusus oleh pembina ekstrakulikuler tersebut.

MINAT MENJADI SEMANGAT

Sebelum masuk ke ranah belajar, kita akan coba sambungkan secara sederhana antara minat dan perilaku.

Pertama, untuk apa seseorang bekerja pada orang lain? Untuk apa seorang manusia berdoa dan melaksanakan ajaranNYA? Untuk apa seseorang berbuat licik?

Semuanya didasari oleh minat. Minat seperti mendapatkan uang, mencapai surga, hingga mendapatkan kepuasan adalah dorongan kuat seseorang melakukan sesuatu. 

Bawalah minat tersebut sepanjang hayat, maka akan dilakukan pula sesuatu demi sesuatu agar bisa menunaikan minat tersebut. Kedengarannya rakus dan egois, tapi itulah nurani manusia yang terkadang kita temukan.

Belajar pun sama, kita perlu membangkitkan makna hingga keuntungan bagi peserta didik agar mereka mau belajar. Ingatlah Teori Kebutuhan a la Abraham Maslow (Psikolog terkenal asal Amerika Serikat). 

Teori kebutuhannya dapat tergambarkan dalam susunan piramid, dan mereka 'berkasta' dimulai dari bawah sebagai "dasarnya kebutuhan dasar" hingga "puncak dari kebutuhan manusia". Dalam kasus minat peserta didik yang dijadikan minat belajar, maka hal tersebut sudah pada bagian piramid tingkat ketiga (kebutuhan akan memiliki dan disayangi).

Minat peserta didik yang dibawa oleh guru dan diolah menjadi hal yang patut diperhatikan dalam belajar menunjukkan kepada peserta didik bahwa hal yang ia sukai ternyata disayangi pula oleh guru. 

Ketika peserta didik ingin tampil sebagai orang yang kompeten di depan orang yang ia hormati --dalam hal ini guru--, maka dia akan tampil dan menunjukkan semangat belajar yang tinggi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun