Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP dapat melakukan suatu analisis atas penerapan proses pengambilan keputusan berdasarkan pengetahuan yang telah dipelajarinya tentang berbagai paradigma, prinsip, pengambilan dan pengujian keputusan di sekolah asal masing-masing dan di sekolah/lingkungan lain.
Tugas Wawancara dengan Pimpinan/Kepala Sekolah:
1.CGP diminta untuk mewawancarai 2-3 pimpinan (kepala sekolah) di lingkungan Anda (salah satunya adalah pimpinan di sekolah asal Anda).
2.Hasil wawancara ini adalah untuk mendapatkan sebuah wacana tentang praktik pengambilan keputusan yang selama ini dijalankan, terutama untuk kasus-kasus yang di mana nilai-nilai kebajikan saling bersinggungan, atau untuk kasus-kasus dilema etika yang sama-sama benar.
3.Apa yang selama ini dilakukan pimpinan-pimpinan tersebut, praktik apa yang selama ini dijalankan?
4.Analisis praktik pengambilan keputusan dilema etika tersebut di antara para pemimpin yang Anda wawancarai, dan kaitkan dengan pengetahuan Anda sendiri tentang 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengujian.
5.Analisis dan lakukan refleksi atas hasil wawancara tersebut. Silakan unggah hasil wawancara dan refleksi Anda dalam bentuk video/audio/tertulis.
Saya melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah saya sendiri di SDN Lanto Dg Pasewang Kota Makassar Ibu Sri Handayani, S.Pd., M.Pd., Kemudian wawancara ke-2 dengan Kepala SDN Gotong-Gotong Kota Makassar Ibu Rohaya S.Pd.
Berikut Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SDN Lanto Dg Pasewang Kota Makassar Ibu Sri Handayani, S.Pd., M.Pd.
1. Selama ini, bagaimana Anda dapat mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral?
Tanggapan:
Sebagai seorang pemimpin di sebuah instasi pendidikan, pasti akan beragam kasus yang akan dihadapi, baik itu kasus yang keduanya benar tetapi saling bertentangan yang dikenal sebagai dilema etika ataupun kasus yang salah satunya benar dan yang lainnnya salah. Kedua kasus tersebut harus dapat diidentifikasi dengan benar agar tidak ada kesalahan dalam pengambilan keputusan. Cara saya untuk mengidentifikasi yang mana dari kedua kasus tersebut adalah dengan memahami masing masing kasus. Tentu saja untuk memahami kasus kasus tersebut saya harus berkomunikasi dengan pihak pihak yang terlibat. Setelah permasalahan sudah dipahami maka saya perlu melakukan beberapa hal untuk bisa memetakan apakah kasus terseut merupakan bujukan moral atau dilema etika.
Untuk itu perlu dilakukan dibuatkan daftar pertanyaan identifikasi kasus, syarat sebuah kasus merupakan delima etika jika kedua masalah yang berbenturan tersebut tidak melanggar hukum dan serta norma norma yang berlaku atau menimbulkan ketidaknyamana sosial Jika kasus yang didentifikasi lolos dari syarat syarat tersebut maka dipastikan itu adalah kasus dilema etika. Dan sebaliknya jika syarat syarat diatas tidak terpenuhi maka itu adalah kasus bujukan moral.
2. Selama ini, bagaimana Anda menjalankan pengambilan keputusan di sekolah Anda, terutama untuk kasus-kasus di mana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai kebajikan?
Tanggapan:
Untuk kasus dilema etika saya akan mempertimbangkan kedua hal yang sama sama benar tersebut membenturkan faktor apa atau pihak mana? Apakah kepentingan perorang atau banyak orang, mengandung nilai nilai kebenaran atau kesetiaan, rasa adil atau belas kasihan, ataukah berdampak untuk saat ini dan seterusnya.
3. Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa Anda lakukan selama ini?
Tanggapan:
Suara hati dan nalar harus sejalan untuk memilih kebenaran yang paling kecil mudharatnya dan besar manfaatnya. Dengan mempertimbangkan kepentingan peserta didik jika kasus itu berhubungan dengan peserta didik, berdasarkan pada prinsip berpikir berbasis hasil akhir, berpikir berbasis peraturan, dan berpikir berbasis rasa peduli. Tahap berikutnya lakukan investigasi dengan memeriksa kembali fakta-fakta dan temukan peluang , lalu buatlah keputusan. Lalu keputusan ditinjau kembali hingga keyakinan kebenaran itu ada dan insya Allah dalam bimbingan Ilahi keputusan yang anda ambil adalah keputusan yang bertanggung jawab.
4. Hal-hal apa saja yang selama ini Anda anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?
Tanggapan:
Dalam kasus pengambulan keputusan dengan dilema etika hal efektif yang perlu dilakukan adalah dengan menyederhanakan pokok permasalahan, dan membangun kebijkasanaan.
5. Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?
Tanggapan:
Hasil keputusan yang diambil mungkin akan pihak pihak yang tidak dapat menerima sepenuhnya, proses untuk dapat memahamkan sebagian orang untuk secara ikhlas menerima dan menjalani keputusan, menjadi sebuah tantangan. Serta untuk tetap istiqomah dalam menjalankan keputusan yang sduah disepakati.
6. Apakah Anda memiliki sebuah tata kelola atau jadwal tertentu dalam sebuah penyelesaian kasus dilema etika, apakah Anda langsung menyelesaikan di tempat, atau memiliki sebuah jadwal untuk menyelesaikannya, bentuk atau prosedur seperti apa yang Anda jalankan?
Tanggapan:
Tidak ada jadwal tertentu dalam menyelesaikan sebuah kasus, prioritas kasus mana yang perlu diselesaikan secepatnya tergantung dari jenis kasus dan pentingnya kasus tersebut diselesaikan secepatnya, agar tercipta lingkungan sekolah yang sehat kondusif buat semua warga sekolah.
7. Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau membantu Anda dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika?
Tanggapan:
Komunikasi yang baik dengan semua warga sekolah, pengelolaan emosi yang baik dan pemahaman tentang teori pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin menjadi faktor yang mempermudah dan membantu dalam pengambilan keputusan.