Mohon tunggu...
Muammar Qadafi
Muammar Qadafi Mohon Tunggu... Guru - Guru

Ayo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

1.1.a.9 Aksi Nyata Penerapan Modul 1.1

31 Mei 2023   14:43 Diperbarui: 3 Juni 2023   11:34 914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembelajaran yang menuntun anak kepada kodratnya dan pendidik sebagai pamong, yang membuat siswa di tuntun lebih aktif ketimbang pendidik, yang membawa siswa sesuai dengan kodrat alam maupun zaman.

Peserta didik dalam proses pembelajaran terbiasa dipandu oleh pendidik dan cara pembelajaran masih klasikal yang langsung ke materi tanpa melakukan permainan panel yang menyenangkan sesuai dengan kodratnya dan tidak menuntut anak.

Pendidikan sejatinya adalah lahan untuk membentuk peserta didik menjadi sesuai dengan kodratnya dan membentuk karakter anak, untuk itulah sebagai pendidik dirasa perlu dan wajib untuk mengubah karakter dan cara pembelajaran kepada peserta didik menjadi manusia yang berkarakter dan inovatif maupun kreatif.


Melalui aksi nyata yang akan dilakukan Calon Guru Penggerak untuk membentuk karakter anak dan pembelajaran yang berpusat pada siswa melalui permainan-permainan.

Ki Hajar Dewantara menjelaskan bahwa pendidikan itu menuntut anak sesuai dengan kodratnya sehingga anak mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat.

Pendidikan dalam proses menuntun di mana anak diberi kebebasan lahirnya dan batiniah namun pendidik sebagai pamong harus tetap menuntut anak agar anak tersebut tidak kehilangan arah semboyan pendidikan Ki Hajar Dewantara yang dikenal dengan ing ngarso sung tulodo, ing madya Mangun Karso, serta Tut Wuri Handayani.

whatsapp-image-2023-05-31-at-11-44-19-647ac28182219923e90cc272.jpeg
whatsapp-image-2023-05-31-at-11-44-19-647ac28182219923e90cc272.jpeg

Sesuai yang telah dipaparkan pada modul 1.1 mengenai filosofis pemikiran Ki hajar Dewantara bahwa pendidikan berfungsi menumbuhkan kekuatan kodrat anak untuk menciptakan kebahagian yang setinggi-tingginya. Pada saat pembelajaran, penulis menggunakan pendekatan student center. 

Artinya pembelajaran yang berpusat pada siswa untuk diberikan pelayanan yang optimal dan menjadi prioritas dalam pendidikan. Pendidikan senantiasa dilakukan dengan menyenangkan tanpa adanya paksaan atau tekanan. Oleh karena itu menggunakan teknik bermain sebagai aksi nyata dalam mengembangkan pembelajaran yang berfilosofis pada pemikiran Ki Hajar Dewantara. Diharapkan setelah menggunakan tehnik ini minat siswa pada pemlajaran dapat meningkat.

Setelah mempelajari filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara, KHD ada banyak perubahan yang terjadi dalam pembelajaran di lapangan maupun di kelas. Dalam perubahan pembelajaran siswa lebih aktif lagi dalam belajar dan lebih semangat mengikuti pembelajaran serta sikap peserta didik sedikit demi sedikit mulai berubah.

https://drive.google.com/file/d/1e1s7Bh9lprY5NzwRbO2bGsgoINUqLzr_/view?usp=share_link

Dalam pembelajaran, siswa diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran untuk memahami pengetahuan dengan caranya sendiri. Berdasarkan hasil pengamatan saya selama mengajar, ada beberapa hal yang menjadi masalah penting, antara lain: beberapa siswa sudah tertanam di mindset-nya "bosan belajar", siswa takut mengekspresikan pencapaian kompetensi terutama di menulis dan berbicara. 

Akhirnya kelas menjadi pasif selain itu nilai socio cultural Kota Makassar belum terintegrasi secara menyeluruh dalam pembelajaran sehingga di dalam proses pembelajaran nilai karakternya belum tertanam dengan baik dalam dirinya. Selain itu siswa merasa bosan dan jenuh tidak termotivasi dalam pembelajaran, mereka memerlukan media pembelajaran yang sesuai kodrat zamannya, yang setiap hari bersentuhan dengan android.

Proses pembelajaran yang di cita-citakan yang sesuai dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara yaitu bahwa pembelajaran itu haruslah menyenangkan dan membahagiakan. Kegiatan Ice Breaking di sela-sela proses pembelajaran sangat membantu pendidik sebagai motivasi anak didik agar tidak jenuh atau bosan ketika proses pembelajaran di dalam kelas. Ketika anak didik merasa nyaman dan bahagia tentu hati seorang pendidik pun ikut merasa bahagia. 

Kegiatan Ice Breaking bisa kita lakukan sebelum proses pembelajaran kemudian bisa dilakukan di tengah pembelajaran bahkan bisa di akhir pembelajaran sebagai motivasi agar siswa lebih semangat dan bergairah menerima pelajaran. Pengalaman selama melakukan kegiatan Ice Breaking di kelas, anak didik menjadi lebih semangat dan bahagia serta menjadi fokus untuk belajar. Kegiatan Ice Breaking yang saya lakukan sangat sederhana seperti, membuat yel-yel , gerak tubuh dengan musik maupun tanpa musik

https://drive.google.com/file/d/1e4QPxRZL_iwfJIAU6sICUTt9DeYrfyDz/view?usp=share_link

Kegiatan aksi nyata ini difokuskan pada pembelajaran yang berpusat pada siswa. Diharapkan siswa mampu bersikap tanggung jawab, kritis dan kolaboratif dalam proses diskusi kelompok. peserta didik terlihat sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran. Adapun meski masih adanya beberapa orang anak yang masih kesulitan dalam menyusun dan membaca kata-kata.

Rencana perbaikan kedepannya adalah melaksanakan kegiatan ini bisa berkelanjutan dan guru terus berkreasi dengan permainan yang lebih menarik lagi yang disesuaikan dengan materi ajar yang akan disampaikan. Dan bagi anak yang tidak bisa cepat menghafal hurufnya, guru akan memberikan pengayaan di luar waktu pembelajaran.

https://drive.google.com/file/d/12YWuSdoKG6N_4nxGoRaR2uYa7tgnBxeI/view?usp=share_link

Setelah melakukan program Aksi Nyata Modul 1.1, saya melakukan refleksi dan meminta testimoni dari teman sejawat dan Berikut adalah testimoni dari mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun