Mohon tunggu...
Muammar Irsyad Kadir
Muammar Irsyad Kadir Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

(maha) siswa

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Sosok Inspiratif di Balik Kasus Pembunuhan Kopi Sianida

15 Agustus 2018   21:08 Diperbarui: 15 Agustus 2018   21:19 1030
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: netralnews.com)

"Billy Blue Days" adalah sebuah grup pertemanan di aplikasi pesan singkat yang berisikan empat anggota, yaitu Jessica Kumala Wongso, Mirna Salihin, Hani, dan Vera. Grup pertemanan itu berisikan empat orang yang menjalin pertemanan sejak berkuliah di Billy Blue College di Australia.

Ikatan pertemanan mereka tidak begitu saja putus setelah mereka lulus, dikarenakan mereka tetap menjalin komunikasi satu sama lain, melalui grup tersebut. 

Lama tak berjumpa, membuat mereka memutuskan untuk mengadakan pertemuan di sebuah tempat di Jakarta, sebagai momen untuk meluapkan rasa kangen yang telah mereka pendam selama ini. Antusiasme keempat orang tersebut ditunjukkan melalui perbincangan singkat melalui grup pertemanan mereka. Setelah berdiskusi, mereka akhirnya memutuskan untuk bertemu pada tanggal 6 Januari 2016 di Restoran Olivier, Grand Indonesia Shopping Town, Jakarta.

Sungguh tragis, pertemuan yang telah mereka jadwalkan untuk meluapkan rasa kangen satu sama lain, haruslah berakhir dengan kisah yang memilukan. Ajang reuni yang seharusnya dipenuhi dengan kecerian, harus berakhir dengan tewasnya salah satu anggota dari grup "Billy Blue Days", yaitu Wayan Mirna Salihin.

Ditemukan dengan kondisi tak sadarkan diri, Wayan Mirna Salihin harus menghembuskan nafas terakhirnya di tempat pertemuan yang telah mereka jadwalkan sebelumnya di Restoran Olivier. Sesaat kemudian, polisi meluncur ke tempat kejadian perkara (TKP) untuk memeriksa kondisi saat itu dan mengamankan barang bukti.

(Sumber: sumsel.tribunnews.com)
(Sumber: sumsel.tribunnews.com)
Tak butuh waktu lama, kasus pembunuhan tersebut langsung terendus oleh wartawan, yang membuat mata seluruh masyarakat terfokus kepada kasus tersebut. "Siapa yang tega membunuhnya?" Itulah pertanyaan yang muncul dibenak semua orang ketika kasus tersebut meluap ke publik. Polisi selaku penyidik mulai mengamankan tempat tersebut, dan memeriksa seluruh saksi yang berada disekitar tempat kejadian perkara. 

Hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh polisi, melalui tim forensik yang mengautopsi jenazah korban, ditemukan zat korosif yang menyebabkan kerusakan pada lambung korban. 

Berselang beberapa hari, polisi kemudian melakukan rekontruksi di Restoran Olivier dengan menghadirkan beberapa saksi termasuk anggota grup "Billy Blue Days". Singkat cerita, kepolisian melakukan pemeriksaan bersama Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta, dan menyimpulkan bahwa Jessica Kumala Wongso yang berstatus sebagai teman korban ditetapkan sebagai tersangka.

"Bagaimana temannya sendiri bisa membunuhnya?" Pertanyaan tersebut kemudian muncul dibenak semua orang yang mengikuti kasus tersebut. Setelah kelengkapan berkas telah dipenuhi, kasus tersebut kemudian dilimpahkan ke pengadilan, dan akan menggelar sidang perdana pada tanggal 15 Juni 2016 di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Sidang kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin menyita banyak perhatian, dikarenakan setiap sidang disiarkan di beberapa stasiun televisi. 

Hakim sebagai sosok yang akan memutuskan kasus tersebut, harus menanggung beban yang semakin berat. Hal itu dikarenakan kasus tersebut telah menyita perhatian seluruh masyarakat, sehingga hakim harus lebih berhati-hati dalam bertindak hingga memutus perkara tersebut. 

Namun, opini-opini yang dilontarkan masyarakat tidak membuat hakim bertindak secara berlebihan dan tetap fokus kepada kasus yang sedang mereka kerjakan. Bahkan, ketika beberapa persidangan telah berlalu, muncul kabar yang tak sedap mengatakan bahwa ketiga hakim tersebut dianggap memihak kepada korban, dan mengesampingkan tersangka. Namun, tak butuh waktu yang sangat lama, hakim bisa membuktikan dan menepis semua pemberitaan yang menuduh mereka.

(Sumber: kupastuntas.co)
(Sumber: kupastuntas.co)
"Lantas, siapa sosok inspiratif dalam kasus ini?" Begitu banyak sosok yang muncul dalam kasus pembunuhan kopi sianida ini, yaitu sosok hakim sebagai pemutus perkara, jaksa sebagai penuntut umum, pengacara sebagai pembela, saksi ahli, hingga para wartawan. Namun, diantara beberapa figure yang muncul dalam kasus tersebut, hanya sosok hakim yang dapat menyita perhatian saya, dan menjadi salah satu figure yang menginsipirasi. 

Hakim bertindak untuk memutuskan suatu perkara, membuat sosok tersebut menjadi figure sentral di dalam pengadilan. Tentu saja, figure sentral itu yang menyita banyak perhatian orang selama persidangan, termasuk saya. Sifat hakim tercermin dalam lambang hakim yang dikenal dengan "Panca Dharma Hakim", menjadi salah satu alasan sehingga hakim menjadi sosok yang dapat menginspirasi, yaitu:

  • Kartika, sifat yang percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan  agam dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusian yang adil dan beradab
  • Cakra, sifat yang mampu memusnahkan segala kebathilan, kezaliman, dan ketidakadilan
  • Candra, sifat bijaksana dan berwibawa
  • Sari, berbudi luhur dan berkelakuan tidak tercela
  • Tirta, yaitu sifat jujur

Tak hanya sebatas sifat hakim berdasarkan lambang hakim "Panca Dharma Hakim", tapi hakim dalam kasus pembunuhan kopi sianida ini memiliki perbedaan dengan hakim pada kasus lain. 

Dikarenakan pembuktian dalam kasus ini membutuhkan waktu lama hingga dipenuhinya dua syarat pembuktian yang sah, perhatian masyarakat yang dapat menggiring opini-opini yang tak terbukti keabsahannya, membuat hakim dalam kasus ini harus bertindak ekstra fokus dan berhati-hati dalam memutus vonis yang akan dijatuhkan. Oleh karena itu, sosok hakim dalam kasus pembunuhan kopi sianida dapat memberikan inspirasi, dikarenakan:

  • Bebas dari pengaruh dan tekanan

Kasus pembunuhan kopi sianida yang menyita banyak perhatian publik, hingga persidangan demi persidangan disiarkan secara langsung di beberapa stasiun televisi, membuat masyarakat atau berbagai pihak dapat mengeluarkan berbagai opini. 

Opini-opini tersebut bisa saja mempengaruhi hakim yang bertugas dalam kasus tersebut. Namun, ketiga hakim dalam persidangan kasus pembunuhan tersebut tetap bersifat mandiri, dengan tetap menjalankan tugasnya tanpa terpengaruh oleh tekanan yang bermunculan dari pihak manapun

  • Berwibawa dan Tidak Tergoyahkan

Sikap dan kepribadian yang utuh, berwibawa, dan tidak tergoyahkan haruslah dimiliki oleh seorang hakim sebagai bentuk integritas yang tinggi. Integritas tinggi seorang hakim, akan menuntun mereka untuk tetap bersikap hati-hati dalam memutuskan suatu perkara.

Dalam kasus pembunuhan kopi sianida ini, tuntutan pihak luar yang ingin kasus ini segera diselesaikan dikarenakan rasa penasaran untuk mengetahui sosok yang menjadi dalang pembunuhan dalam kasus ini, tak membuat hakim terburu-buru dalam memutuskan perkara ini. Hal itu dikarenakan, hakim dalam kasus ini harus terus memeriksa kesasksian para saksi secara lebih rinci, agar dapat memenuhi syarat pembuktian yang sah.

  • Kepekaan yang tinggi

Untuk memberikan suatu vonis bersalah, hakim harus memiliki kepekaan yang sangat tinggi, sehingga hakim dapat menemukan fakta yang tersembunyi dalam sebuah kasus. Hakim harus memeriksa setiap kesaksiaan para saksi secara lebih rinci, tak boleh ada yang terlewatkan sedikitpun. 

Hal itu dikarenakan, pembuktian dalam kasus ini sangatlah sulit, karena tidak adanya saksi yang melihat secara langsung tersangka menaburkan racun sianida ke dalam minuman korban. Oleh karena itu, kejelian hakim dalam memeriksa disetiap persidangan sangatlah dibutuhkan, sehingga beban pembuktian dapat tercukupi untuk memvonis seseorang sebagai terpidana.

  • Tak Memihak Pihak Tertentu

Meskipun ditengah persidangan, hakim sempat diberitakan memihak korban dan mengesampingan tersangka, dikarenakan hakim dianggap terus menyudutkan tersangka, sehingga membuat opini-opini bahwa hakim memihak pihak tertentu. 

Namun, hakim dapat menepis semua berita yang tidak mendasar tersebut, dengan tetap menjalankan tugasnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan, dan tetap menerapkan asas praduga tak bersalah. Hal itu terlihat, bahwa pemeriksaan saksi membutuhkan waktu yang sangat lama, sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan dan hakim dapat mengungkapkan fakta yang sebenarnya.

  • Bertanggung jawab

Tak hanya dituntut untuk memutuskan sebuah vonis, hakim juga harus bisa bertanggung jawab atas vonis yang dijatuhkan. Oleh karena, proses pengadilan yang terdiri dari pemeriksaan saksi dan barang bukti merupakan cara yang paling efektif hingga hakim dapat menemukan fakta yang kuat untuk menjatuhkan suatu vonis.

  • Bersikap terbuka

Saksi yang dihadirkan dalam persidangan kasus pembunuhan kopi sianida begitu beragam, mulai dari karyawan Restoran Olivier hingga saksi ahli seperti pakar / ahli racun. Saksi dihadirkan oleh kedua pihak, baik itu dari jaksa penuntut umum ataupun pengacara tersangka.

Hakim tidak menutup dan menghalangi kebebasan kedua pihak tersebut untuk menghadirkan saksi-saksi yang dapat memperkuat kejelasan kasus ini sehingga fakta dari kasus ini dapat terungkap dan keputusan yang akan diberikan oleh hakim tidaklah keliru.

(Sumber: lampung.tribunnews.com)
(Sumber: lampung.tribunnews.com)
Hingga diakhir persidangan, hakim memutuskan dan menetapkan bahwa Jessica Kumala Wongso yang juga sebagai teman korban ditetapkan sebagai orang yang telah merencanakan pembunuhan tersebut. 

Sidang yang memakan waktu sangat lama dan pengaruh-pengaruh yang berasal dari pihak luar, tak membuat hakim terburu-buru untuk memberikan vonisnya. Dengan tetap fokus dan menjalankan tugasnya sesuai dengan peraturan yang telah ada, hakim dapat mengungkapkan sebuah kebenaran yang tak terlihat oleh semua orang. Hal itulah yang menjadikan hakim menjadikan sosok yang inspiratif bagi saya.

Tak hanya sampai di sini saja, setahun kemudian setelah kasus ini dijatuhi sebuah vonis, pada tahun 2017 saya pun bertekad untuk menjadi seorang hakim, dan memutuskan untuk berkuliah di jurusan hukum sehingga cita-cita tersebut dapat terwujud.

Tak disangka, berawal dari rasa penasaran pada sebuah berita yang ditayangkan di televisi, hingga membuat saya terus mengikuti setiap tahap dari kasus tersebut, membuat saya memilih jalan hidup untuk menjadi seorang hakim di masa depan nanti. 

Selain itu, mendengar berita bahwa Mahkamah Agung menyebutkan Indonesia masih kekurangan 4000 hakim, seperti yang dilansir oleh CNN Indonesia (19/07/2018), memberikan saya semangat yang lebih tinggi lagi untuk menjadi hakim dikarenakan jalan yang sangat lebar masih terbuka untuk menjadi hakim yang berbakti untuk negara ini.

Begitu banyak sosok insipiratif yang menjadi kekuatan bagi seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu yang mungkin awalnya tidak terpikiran olehnya. Sosok inspiratif dapat muncul dimana saja, kapan saja, bahkan dalam keadaan apa saja. Bahkan, dalam kondisi yang menegangkan atau dalam tragedi seperti kasus pembunuhan sekalipun, sosok inspiratif itu dapat muncul. 

Yang terpenting adalah bagaimana seseorang dapat memaknai dan menyikapi setiap sosok yang muncul dalam hidupnya hingga sosok tersebut dapat menjadi sosok yang menginspirasinya.  Kemudian mengubah energi yang didapakan dari sosok yang menginsipirasinya menjadi energi yang baik, dan menyebarkan energi baik itu kepada orang-orang yang berada disekitarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun