Mohon tunggu...
Muamar Antusias Al Khasan
Muamar Antusias Al Khasan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa Manajemen UIN Raden Mas Said

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Strategi UMKM Menaikan Keuntungan: Penerapan Penentuan Biaya Variabel (PBV) dan Penentuan Biaya Tetap (PBP)

11 Desember 2024   16:40 Diperbarui: 11 Desember 2024   19:40 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) menjadi tulang punggung perekomian di Indonesia, karena jumlahnya yang begitu banyak. Berdasarkan data dari Kementrian Koperasi dan UKM, ada 65 juta UMKM di Indonesia pada tahun 2024. Karena banyaknya UMKM di Indonesia menyebabkan persaingan antar UMKM menjadi ketat. Efisiensi biaya menjadi salah satu penentu UMKM mampu bersaing, serta efesiensi biaya juga mentukan keberlanjutan UMKM dan keuntungan. Karena pada dasarnya, setiap jenis usaha termasuk UMKM memiliki tujuan yang sama yaitu memperoleh keuntungan.

Penilaian persediaan dan laporan laba rugi menjadi elemen yang penting dalam manajemen keuangan UMKM. Karena dapat menetukan efisiensi biaya, sehingga mendapatkan keuntungan yang optimal. Dalam penilaian persediaan dan laporan laba rugi ada 2 metode yang bisa digunakan yaitu metode PBV (Penentuan Biaya Variabel) dan metode PBP (Penentuan Biaya Penuh).

Metode PBV atau variable costing adalah metode penentuan harga pokok produk (HPP) yang hanya memasukan biaya varibelnya saja. Biaya variablel sendiri adalah biaya yang berubah mengikuti volume produksi, meliputi biaya untuk bahan baku, tenaga kerja yang dibayar sesuai jumlah produksi, biaya Listrik, mesin dan lain sebagainya. Artinya jika produk yang diproduksi sedikit maka biaya variabelnya juga sedikit. Sebaliknya, jika jumlah produk yang diprosuksi banyak maka biaya variabelnya juga ikut banyak.

Metode PBV memiliki keunggulan dalam membantu UMKM dalam pengelolaan biaya, sehingga dapat memperoleh keuntungan yang maksimal. Metode PBV merupakan metode yang mudah diterapkan. Dengan metode PBV UMKM dipermudah dalam menetukan keuntungan tiap produk. Karena metode PBV hanya berfokus pada biaya variabel saja. Metode PBV bagus untuk penentuan keputusan jangka pendek, seperti keputusan untuk penentuan diskon. Karena UMKM dapat menentukan potongan harga, tetapi tidak lebih rendah dari biaya produksi.

Metode PBP (Penentuan Biaya Penuh) atau full costing adalah metode untuk memnentukan harga pokok produk (HPP) dengan memperhitungkan seluruh biaya produksi, baik itu biaya variabel maupun tetap. Biaya tetap sendiri adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh banyaknya produk yang diproduksi. Contoh dari biaya tetap antara lain sewa tempat, penyusutan, gaji manajerial, dan lain sebagainya. 

Metode PBP memiliki keunggulan yang dapat membantu UMKM dalam mengelola keseluruhan biaya produk. Metode PBP memberikan gambaran total biaya secara keseluruhan, mencakup biaya tetap, serta biaya variabel. Metode PBP cocok untuk perencanaan jangka panjang, karena metode PBP memastikan semua biaya tertutupi, sehingga UMKM dapat terus berjalan tanpa merugi dalam jangka panjang.

Langkah-langkah menggunakna metode PBV adalah sebagai berikut;

  • Identifikasi biaya varibelnya
  • HItung total biaya variabel per unitnya
  • Hitung persediaan berdasarkan biaya variabelnya
  • Susun laporan laba ruginya

Sedangkan langkah-langkah menggunakan metode PBP adalah sebagai berikut;

  • Identifikasi biaya tetap dan variabelnya
  • Hitung total biaya produksinya
  • Nilai persediaan berdasrkan biaya penuh
  • Susun laporan laba ruginya

Untuk mempermudah memahami metode kemudian menerapkan metode PBV dan PBP ada contoh penerapan metode PBV dan PBP untuk penilaian persediaan dan laporan laba rugi pada salah satu UMKM yang memproduksi lilin aromaterapi,sebut saja UMKM Aroma.

Pada bulain ini UMKM Aroma telah memproduksi 20.000 unit, dengan sisa lilin bulan lalu sebanyak 500 unit. Sedangkan jumlah unit yang terjual adalah sebanyak 18.000 unit. Sedangkan harga untuk satu unit lilin aroma terapi adalah Rp15.000.

Bahan-bahan yang diperlukan antara lain Stearic acid (olahan minyak sawit), sumbu, pewangi, gelas, pewarna, gas, dan buble wrap. Sedangkan tenaga kerja dibutuhkan untuk peleburan  pencetakan, dan pengemasan. Sedangkan terdapat juga biaya lainnya antara lain biaya penyusutan kompor dan dandang. Ada juga biaya untuk pemasaran dan admin, yang terdiri dari jaji pemasaran admin serta biaya untuk iklan. Dengan rincian biayanya adalah sebagai berikut;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun