Doa adalah tindakan berkomunikasi manusia dengan realita suci atau keramat yang diyakininya. Tuhan, Allah, dan Dewa dalam budaya serta tradisi keyakinan manusia merupakan realita transendental dan supra natural.Â
Secara universal dalam sejarah manusia dan agama-agama doa dipraktekkan oleh pribadi dan perkumpulan dengan berbagai bentuk, cara atau teknik. Â
Doa menjadi aspek kehidupan 'mistik' penting bagi masyarakat primitif maupun modern. Â Masing-masing orang mengalami perasaan dan sikap beragama saat berelasi dengan Tuhan. Â Menurut para ahli doa merupakan ekspresi primer kehidupan beragama.Â
Ahli agama, filsuf dan theologi menyepakati bahwa doa memiliki posisi penting dalam kehidupan agama. Â Banyak peribahasa dan juga ungkapan kuno tentang doa. Â Tanpa doa berarti tidak beragama atau berdoa sama dengan beragama. Doa amatlah penting seperti pernafasan hidup.
Namun didunia modern yang serba canggih ini masihkah manusia merasa penting untuk berdoa? Â
Sebagai orang beragama tentulah kegiatan berdoa masih berlangsung terus dalam ritual keagamaan. Tetapi apakah posisi doa penting dan merupakan kebutuhan primer kehidupan manusia? Atau hanya sekedar ritual keagamaan tanpa unsur dahaga rohani seperti halnya fisik yang memerlukan makanan/minuman?
Terlepas dari keyakinan dan praktek keagamaan masing-masing, perlulah kita meninjau adanya kebutuhan rohani manusia bersifat transendental. Â
Menurut catatan sejarah manusia banyak pengalaman transendental para nabi, filsuf, penyair, psikolog, dan pakar mistik terangkum pada literatur sekular ataupun narasi agamawi.Â
Beragam pengalaman transendental memang sukar dipahami dan dijelaskan. Secara konsep dan teori pengalaman mistis ini masih terbatas pada fenomena agama, meditasi, fase diujung kematian, dan kesadaran keadaan pikiran manusia.
Dalam kajian pengalaman transenden diri yang erat hubungannya dengan kehidupan spiritual seperti berdoa, telah dilaporkan manfaat dan efek kegiatan yang terkait dengan outcome psikologi positif a.l:
- Meningkatkan pengaruh positif
- Menurunkan kecemasan
- Merubah worldview dan konsep diri
- Memperkuat kesejahteraan dan  pertumbuhan diri
- Meningkatkan hubungan sosial, rasa sayang, empati, dan makna hidup dan tujuannya.
Oleh karena itu kesinambungan dan tradisi doa masih terus relevan dengan zaman dan kemajuan peradaban kehidupan manusia. Demikian pula dengan para atheis atau masyarakat yang tidak meyakini adanya proses penciptaan atau Tuhan Pencipta. Namun pada dasarnya mereka juga memiliki keyakinan yang non agama (tidak mempercayai penciptaan) melainkan adanya Big Bang (ledakan) sebagai landasan 'keyakinan' mereka (karena ilmu pengetahuan tidak bisa membuktikannya dan membeberkannya secara ilmiah). Hanya saja belum ada kajian bagaimana mereka mengekspresikan kebutuhan manusia yang transendental ini sebagaimana manusia beragama dengan tradisi berdoanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H