Mohon tunggu...
Mual P Situmeang
Mual P Situmeang Mohon Tunggu... Relawan - Pekerja Sosial

Spesialis Pelibatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Parenting: Ketrampilan Baru atau Sikap Baru?

10 Maret 2022   15:00 Diperbarui: 10 Maret 2022   16:05 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara empiris pelatihan Parenting cukup menjanjikan karena langsung berdampak positif pada perubahan keluarga. Muatan modulnya dapat meningkatkan kesadaran orangtua dan juga secara persuasif mengajak mereka bepikir ulang tentang penerapan disiplin negatif (hukuman keras seraca fisik/mental/emosional pada anak) .  Mereka mendapatkan wawasan baru lainnya a.l   pengetahuan dan ketrampilan praktis yaitu menemukan bahasa cinta yang cocok dengan kepribadian anak dan anggota keluarga lainnya saat memberikan penghargaan. 

Ada pula bahasan praktis terkait prinsip berkomunikasi dengan anak seperti pendekatan dialog yang apresiatif, dan mendengakan dengan penuh empati. Hal itu dipraktekan bersama anak saat membuat aturan keluarga, jadwal kegiatan anak dengan kesepakatan bersama anak. Lalu mereka bertambah wawasannya bagaimana melindungi anak saat bermedia sosial dan mengantisipasi risiko dunia digital dlsb.  

Mereka juga akan semakin memahami peran dan tanggung jawabnya, bermitra setara antara bapak dan ibu, menjadi tim yang solid membangun keluarga khususnya mengasuh anak mereka. Itulah selayang pandang modul parenting yang ada.

Hal yang lebih penting lagi, pelatihan parenting bukanlah merupakan sebuah proses tansfer pengetahuan dan ketrampilan mengasuh anak kepada keluarga dan masyarakat. 

Kemampuan orangtua mengasuh anak tidak cukup dihasilkan oleh aspek pengetahuan dan ketrampilan mengasuh anak. Pengasuhan anak memiliki dimensi mental/spiritual yang membutuhkan perhatian dan usaha serius. Ada unsur hati atau jiwa yang akan menjadi fondasi serta faktor penentu model pengasuhan dikeluarga. Disinilah tantangannya karena model pelatihan parenting ini mengutamakan perubahan sikap atau hati.

Oleh sebab itu para orangtua penting menyadari mengapa pola pengasuhan dengan kekerasan dapat terjadi ditengah keluarga. Pola pengasuhan memakai kekerasan sangat terkait dengan pengalaman emosional dan psikis orangtua dimasa lalu. 

Bagi mereka yang mengalami peristiwa, kejadian, atau exposure kekerasan dimasa lalu atau secara spesifik diasuh dengan cara kekerasan fisik/psikis/emosi berpotensi memunculkan kekerasan kembali saat ini dan dimasa depan. Mereka menjadi 'Toxic Parents'.  Dalam studi penanganan kasus kejahatan kekerasan pada anak diteliti sebagian besar pelakunya adalah eks korban kekerasan anak. Jadi ia seperti lingkaran setan.

Dengan demikian orangtua perlu lebih dahulu membenahi dirinya dari emosi negatif akibat pengalaman kekerasan dimasa lalu. Pelatihan parenting yang menekankan aspek emosional dan psikis menjadi amat vital. Pelatihan Parenting dapat menolong peserta mengatasi belenggu kepahitan dan kekecewaan yang membekas hingga saat ini. 

Mereka dimampukan mengatasi hambatan didalam dirinya akibat pengalaman traumatis yang panjang. Bagi peserta yang mengalami traumatis berat akan mendapat penanganan khusus tenaga profesional seperti konselor psikolog.  

Kondisi jiwa mereka bisa saja terguncang atau bereaksi saat luka-luka lama mereka dibuka kembali di sesi ini. Pada topik modul mengatasi masa lalu yang bersifat pribadi dan sesitif kerjasama dengan para konselor sangatlah dibutuhkan agar kasus pada peserta traumatis berat mendapat penanganan teknis yang memadai.

Peserta mulai mengalami pemulihan hati dengan sikap terbuka dan menerima segala kepahitan dan kekecewaan. Kemudian dengan berani dan tulus memberikan pintu maaf atau mengampuni siapapun yang telah menyakitinya melalui metode reflektif dan doa sesuai dengan keyakinannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun