"Karena Pak Seno menyajikan kopi dengan cinta, sedangkan kalian menyajikannya dengan obsesi!", itu satu line yang menohok. Membenturkan antara kepala dan hati.
Tidak hanya menyajikan seluk beluk bisnis kedai kopi, film ini juga menggambarkan latar belakang manusianya, cerita di seputaran petani kopi, sampai konflik petani kopi yang dipaksa penguasa lahan mengganti pohon kopi dengan kelapa sawit yang untungnya lebih menggiurkan.
Secara pribadi, film ini punya keterikatan emosi dengan saya. Berawal dari perkenalan dengan Mas Handoko, salah satu produser, film ini sedianya hampir bekerjasama dengan usaha kopi pertama saya. Tapi karena satu dan lain hal, kerjasama tersebut tidak terjadi.
Setelah itu, melalui Mas Handoko-lah saya bisa berkenalan dengan Bang Rai Bangsawan (Alm), salah satu inspirator saya di bidang kopi. Yang akhirnya membuat saya membulatkan tekad dan niat untuk mendirikan Ranah Kopi.
Terimakasih dan sukses untuk seluruh tim Filosofi Kopi, yang sudah mempersembahkan film yang menggambarkan kehidupan pemain kopi dan lika-likunya dengan indah.
.
Depok, 10 April 2015
Founder Ranah Kopi
Twitter @muadzin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H