Di tengah kerimbunan pepohonan Kebun Binatang Ragunan, dan di hadapan kanguru dan burung onta, KMB (kelompok Mentoring Bisnis) Komunitas Tangan Di Atas (TDA) dilakukan tadi pagi. Mentor kami Pak Roni Yuzirman membuka dengan informasi perkembangan bisnis global yang mencengangkan.
Di bisnis online shopping, banyak raksasa bermodal besar mulai masuk pasar Indonesia. Zalora, yang terjun di bisnis fashion, berkembang dengan sangat cepat dan agresif. Ada lagi Lazada, untuk elektronik, buku, dan lain-lain. Multiply, lalu Google buka kantor di Indonesia.
Kenapa Indonesia? Karena memang semua pakar memprediksi, Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi yang sangat besar dan pasar yang potensial dalam tahun-tahun mendatang.
Ditandai dengan meningkat pesatnya jumlah kelas menengah. GDP sudah melampaui 3000 menuju 5000 USD. Penjualan kendaraan meningkat. Tempat wisata selalu penuh di akhir pekan. Bandara padat seperti terminal bis. Properti dan peluang-peluang bisnis banyak dicari.
Ya, Indonesia pasar yang sangat menjanjikan. Tidak heran banyak perusahaan-perusahaan besar dunia berbagai bidang usaha, mulai melirik Indonesia. Pak Hermawan dalam MarkPlus Conference 2012, menyebut kita ini seperti gadis cantik yang diincar kumbang-kumbang seluruh dunia. Hebat ya negeri kita? :)
Tapi di sisi lain, masuknya pemain-pemain besar ke Indonesia merupakan ancaman serius bagi para pengusaha nasional. Bagaimana tidak, dua portal shopping yang saya sebut di awal itu, bisa memberikan diskon yang menggiurkan, plus bebas biaya kirim ke seluruh Indonesia! Apakah bisnis online shopping kita akan terancam? Pasti. Ini ancaman besar, bahkan untuk bisnis online sekelas Bhinneka.com. Bahkan tidak hanya bisnis online, bisnis offline pun akan terancam.
Belum lagi, Google yang menargetkan meng-online-kan sebanyak mungkin bisnis offline. Bayangkan jika bisnis online kita reseller produk Tanah Abang, nah sekarang produsen kita pun menjual langsung produknya secara online.
Di bisnis offline, salah satu fenomena yang terlihat adalah meningkatnya serbuan waralaba asing yang masuk ke dalam negeri beberapa tahun terakhir.
Lantas bagaimana dengan bisnis kelas UKM?
Pak Roni mengingatkan untuk aware, tapi tidak perlu paranoid.
Dalam kesempatan tadi, kami kembali diingatkan untuk mengacu kepada buku yang pernah direkomendasikan beberapa bulan lalu, Good to Great–nya Jim Collins. Untuk bisa menjadi bisnis yang sustainable dan terdepan, kita harus punya value yang unik. Carilah 2 sampai 5 poin value bisnis kita, yang kita benar-benar menguasai itu. Yang jadi selling point kita. Yang jadi kekuatan utama kita. Yang perusahaan lain tidak bisa menyaingi kita dalam hal itu (sebagian pernah saya tulis di sini).
Ya, cepat atau lambat, di bisnis apa pun kita, pasti akan menghadapi tantangan global ini. Tinggal kitanya siap atau tidak. Jangan salah, di setiap ancaman, pasti tersimpan peluang yang bisa kita manfaatkan.
“Changes are inevitable and not always controllable. What can be controlled is how you manage, react to and work through the change process.” -Kelly A. Morgan
.
Depok 24 Mei 2012
Muadzin F Jihad
Owner+CEO Semerbak Coffee
Twitter @muadzin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H