Mohon tunggu...
May Triranto Maharini
May Triranto Maharini Mohon Tunggu... Guru - pembelajar dan tenaga pengajar

Seorang tenaga pendidik. Tertarik dengan keunikan panorama, budaya, dan kuliner. Suka mengungkapkan pikiran melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Walking Tour Kota Tua: Pengalaman Unik Bareng Kotekasiana

28 Agustus 2022   11:11 Diperbarui: 28 Agustus 2022   12:10 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Ira Lathief

Selanjutnya kami diajak ke sebuah kafe bernama Kafe Jamu Acaraki. Di situ kami diperlihatkan bagaimana membuat jamu dengan cara yang ,enarik, yaitu seperti cara mengolah biji kopi menjadi kopi. 

Nah, bedanya, kalau jamu yang diolah adalah bahan-bahan  untuk membuat jamu seperti kunyit asem dan beras kencur. Unik ya? Mereka bilang alasan untuk membuat kafe seperti ini adalah untuk menarik minat golongan muda yang sekarang lebih mengenal gaya hidup 'ngopi' untuk lebih mengenal jamu dengan gaya racik seperti kopi sehingga anak-anak muda pun mau akrab dengan jamu yang adalah minuman tradisi masyarakat Indonesia. Saya pun turut mencoba rasanya, tidak kalah enak kok dengan nikmatnya kopi, bahkan lebih berkhasiat untuk Kesehatan.

Setelah itu kami duduk-duduk sebentar di pinggiran Kali Besar Kota Tua sambil beristirahat. Di tempat itu Mbak Ira bercerita mengenai gedung bercat merah yang ada di seberang kali besar. Gedung itu dikenal dengan sebutan Toko Merah yang konon dimiliki oleh seorang berdarah tionghoa. Namun sekarang gedung itu jarang digunakan. 

Dulu, pada masa kolonial Belanda, Toko Merah menjadi saksi tempat pembantaian etnis Tionghoa oleh pemerintah Belanda. Mbak Ira bercerita bahwa penyebab pembantaian etnis Tionghoa tersebut karena para orang Tionghoa hendak mengadakan protes atas naiknya pajak yang diberlakukan pemerintah belanda saat itu.

Destinasi selanjutnya adalah mengunjungi Aldi Wayang. Di situ Pak Aldi pemilik toko wayang bercerita mengenai wayang-wayangnya, dan bagaimana iya memenuhi pesanan wisatawan terutama wisatawan asing yang ingin dibuatkan wayang. Beliau bahkan bisa membuat wayang dengan rupa kita loh. 

Hebatnya lagi, beliau juga bisa  memainkan wayang dengan menggunakan Bahasa Inggris. Kami pun dihibur dengan pertunjukkan wayang beliau. Salut pada Pak Aldi ini, terutama karena beliau tetap mempertahankan bisnis membuat wayang walaupun beliau bilang generasi muda termasuk anak-anaknya tampak tak tertarik untuk meneruskannya. Kami tetap doakan yang terbaik untuk Pak Aldi.

Yang menarik, setelahnya, kami mengunjungi Kafe Sunyi. Kafe Sunyi ini seperti kafe-kafe lainnya, menyediakan racikan kopi kesukaan para penikmat kopi. Tetapi ada satu yang membuatnya berbeda, yaitu para baristanya. Para barista dari Kafe Sunyi ini tidak dapat mendengar atau tuli. Tapi di meja pemesanan kita disediakan panduan untuk memesan menggunakan bahasa isyarat. Tapi mereka juga bisa membaca bibir kita loh. Jadi jangan khawatir mengenai cara memesan kopi di sini. 

Oh ya, Kafe ini pemiliknya Fernaldo Gracia yang usianya juga masih muda. Awalnya beliau ditentang dan diremehkan atas idenya untu memperkerjakan barista penyandang disabilitas, namun karena kegigihannya, sekarang Kafe Sunyi sudah memiliki beberapa cabang dan beliau berhasil membuktikan bahwa penyandang disabilitas pun mampu bekerja sebaik orang normal pada umumnya. Kami pun di situ juga diajarkan oleh para barista ini sedikit bahasa isyarat seperti bagaimana mengekspresikan 'I love you'.

Seharusnya perjalanan masih berlanjut ke Kafe Batavia, namun sayangnya saya tidak bisa ikut. Jadi, walking tour saya berakhir di Kafe Sunyi ini. Namun begitu, saya puas dengan pengalaman walking tour Kota Tua ini. Bagi saya, mengetahui hal yang sebelumnya saya tidak tahu, apalagi mengenai sejarah yang ada di Kota Tua, sangatlah berarti. Bahwa yang ada sekarang ini adalah hasil dari apa yang terjadi di masa lalu dan hal itu tidak boleh dilupakan, hasilnya pun perlu dilestarikan dan dikembangkan. Terima kasih Kompasiana dan Kotekasiana yang sudah memberikan pengalaman  baru yang unik bagi saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun