Setelah puas makan siang dan berfoto di tempat tersebut, kami pun bersiap untuk ke bandar udara. Ya, kami akhirnya harus kemabli lagi ke Jakarta untuk Kembali lagi ke realitas kehidupan kami. Kami tahu keadaan pandmi ini adalah masa yang sulit bukan hanya bagi orang-orang yang berada di Jakarta, tapi juga Bali, dan seluruh Indonesia bahkan dunia.
Sekembalinya saya ke Jakarta, saya tidak disambut siapa-siapa. Itu sudah biasa bagi saya. Setiap pesawat mendarat di Jakarta sekembalinya saya dari travelling, saya selalu memakai taksi tanpa ada yang menjemput. Tapi sungguh, bagi saya ini kenikmatan. Karena bagi saya itulah totalitas saya dalam travelling.Â
Tapi Kembali lagi ke topik perjalanan Bali saya dan bagaimana sekembalinya saya ke Jakarta, saya tidak langsung bertemu ibu saya yang tinggal serumah dengan saya.
Ibu saya menginap di rumah kakak saya, sedangkan saya tinggal sendiri di rumah selama tiga hari untuk isolasi mandiri setelah bepergian ke luar kota, walaupun Ketika tes antigen di Bali, hasilnya saya negatif Covid-19.Â
Tapi memang begitulah seharusnya, karena isolasi mandiri untuk menghindarkan kita dari kemungkinan menyebarkan virus Covid-19.Â
Tiga hari kemudian saya tes antigen lagi dan puji syukur saya Kembali negatif Covid-19. Ibu saya pun bisa Kembali lagi ke rumah. Namun sedihnya, beberapa hari kemudian kasus Covid-19 meningkat drastis.Â
Dan saat saya menulis ini, pemerintah sedang menerapkan PPKM darurat sejawa-bali. Semoga keadaan ini segera membaik. Semoga Covid-19 segera pergi dari alam ini.Â
Semoga harapan itu selalu ada. Namun dari semua ini, mengingat perjalanan saya dan teman-teman saya ke Bali beberapa waktu yang lalu, bagi saya, Bali masih selalu memberikan kesan yang indah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H