Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Ketika Lansia Jakarta Merasa Kampungan Naik Whoosh ke Bandung

23 Januari 2025   08:22 Diperbarui: 23 Januari 2025   18:02 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana lantai 1 Stasiun Whoosh Halim Jakarta (Dokpri)

Ini sebuah gejala kecepatan di tengah kelambanan. Sebuah absurditas pembangunan. Dan dengan membayar Rp 250.000, untuk 54 menit jarak waktu Halim - Tegalluar, aku menjadi representasi kelambanan di dalam kapsul kecepatan. Pantaslah laki lansia ini tampak kampungan dan gamang. 

Stasiun Whoosh Tegalluar di ujung rel yang sepi (Dokpri)
Stasiun Whoosh Tegalluar di ujung rel yang sepi (Dokpri)

Kesadaran Baru dan Sesalku di Ujung Rel

"Aku mau boker dulu." Iparku woro-woro. Whoosh baru saja bergerak dari Padalarang menuju Tegalluar, stasiun akhir.

"Emang sempat?" tanyaku. Sebentar lagi kereta tiba di ujung rel.

"Ya, sempat aja." Dia bergegas ke ujung belakang gerbong, tempat toilet berada.

Hanya sekitar 5 menit berlalu, iparku sudah kembali dari toilet.

"Cepat banget." Aku terheran-heran. Iparku ini sebenarnya manusia atau burung, sih?

"Ngapain lama-lama." Ya, tentu saja, dia tak main ponsel di toilet. Tapi bila dipikir-pikir, di dalam Whoosh yang bergerak sangat cepat, segala urusan harus diselesaikan dengan cepat pula, termasuk urusan boker.

"Bersihkah toiletnya?"

"Wow, mewah."

Tepat pukul 08.42 WIB, Whoosh berhenti di ujung rel, Stasiun Tegalluar. Aku dan rombonganku ikut terseret arus penumpang yang bergegas keluar dari gerbong. Entah mengejar apa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun