Terlalu dini tiba? Tidak juga. Memang kami rancang begitu. Dalam rombonganku ada tiga orang lansia. Bulik kami yang sudah 85 tahun, istriku, dan aku. Kami lansia ingin menikmati perjalanan naik Whoosh dengan santai, tidak terburu-buru.Â
Lagi pula ini pengalaman pertama naik Whoosh bagi kami semua. Kami masih buta soal keadaan stasiun dan prosedur yang berlaku di situ. Hitung-hitung ada cukup waktu untuk salah dan belajar.
Kami duduk-duduk dulu di bangku yang berjejer di lantai dasar stasiun tiga lantai itu. Penumpang naik dan turun siliweran di depan kami, semua bersalin rapi. Â Mataku menyapu sekeliling, memantau aneka fasilitas di sana. Ada sejumlah resto cepat saji, outlet aneka produk, dan toilet.Â
Nah, ini, ada toilet. Kuputuskan untuk menjajalnya, melengkapi pengalaman kencing di berbagai tempat. Entah ini yang keberapa ribu kali. Hmm, nilai 100 untuk toiletnya pagi itu: lega, sepi, sejuk, bersih dan wangi tipis-tipis.
Sedikit kehebohan yang bikin ketawa haru. Bulik kami ingin tiket digitalnya, barcode di ponsel, dicetak menjadi tiket fisik di mesin tiket. Katanya untuk kenangan, sebab tak ada jaminan beliau bisa naik Whoosh lagi. Bulik kami ini tinggal di Solo dan akan lanjut pulang via Bandung naik Argo Wilis esok harinya.
Maka, takut kualat, Â jadilah permintaannya kami turuti. Wah, ternyata tiket fisik Whoosh itu keren juga. Berupa kartu kertas biru muda seukuran kartu ATM. Tertera di situ informasi rute kereta, nomor kereta, waktu berangkat dan tiba, nomor gerbong dan kursi, tanggal berlaku tiket, kelas tiket, nama penumpang dan indikasi nomor identitas, harga tiket, dan barcode tiket.
"Bulik, nanti tiketnya dibingkai, ya. Gantung di ruang tamu." Seorang sepupuku berseloroh. Ah, genuine, ide cemerlang itu.Â
Istriku dan aku yang sudah terbiasa dengan tiket digital kereta api antar kota tergoda pula mencetak tiket. "Aku mau laminating nanti," kataku pada istri.Â
Pengalaman pertama selalu berharga dan mengesankan. Siapa tahu kelak tiket Whoosh pertamaku itu laku dilelang.Â
Saatnya naik ke peron di lantai tiga. Whoosh sudah tersedia, siap berangkat 20 menit lagi. Ramai-ramai kami naik eskalator ke lantai dua.