"Ini kecepatan berapa?" tanyaku pada ipar yang duduk di kursi sebelah gang. Kereta cepat Whoosh sedang melaju mendekati Purwakarta.Â
"Tiga ratus tiga puluh empat."
"Kok tahu," tanyaku takjub pada akurasi jawabannya, 334 km/jam.Â
"Itu." Dia menunjuk pada indikator kecepatan di atas pintu depan gerbong.
"Oh." Takjubku langsung luntur, berubah jadi rasa bego. Bisa-bisanya aku tak tahu ada indikator kecepatan kereta di situ.
Itu adalah salah satu momen kampungan pada diriku, lansia metropolitan Jakarta ini, saat Senin lalu (20/01/2024) untuk pertama kalinya naik Whoosh ke Bandung. Tepatnya dari Stasiun Halim Jakarta ke Stasiun Tegalluar Bandung.
Jangan ditanya kenapa aku, orang Jakarta, baru kemarin naik Whoosh sejak dia resmi beroperasi 2 Oktober 2023 yang lalu. Padahal orang-orang luar-Jawa saja sudah mencobanya.Â
"Orang Jakarta masa belum pernah naik Whoosh?" Seorang teman dari Toba suatu ketika bertanya keheranan.
"Eh, kau sudah pernah naik feri dari Ajibata ke Tomok?"
"Belum."