Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Multum in Pauco: Menuju 75 Tahun Seminari Menengah Pematang Siantar

13 Oktober 2024   19:09 Diperbarui: 14 Oktober 2024   15:54 1026
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pastor Bernardinus van de Laar, OFM Cap., perintis Seminari Menengah Vikariat Apostolik Medan di Padang, cikal-bakal SMCS (katedralmedan.or.id)

Karena itu Seminari Menengah Vikariat Apostolik Medan harus dipindahkan dari Padang ke Sumatera Utara. Sebuah gedung seminari dengan kapasitas 150 siswa kemudian berhasil dibangun di ata1s lahan 8 ha di Jalan Lapangan Bola Atas, Pematang Siantar.

Ketika tanggal 12 Juni 1954 para seminaris pulang kampung untuk libur panjang, maka "Masa Padang" telah usai. Saat liburan usai, mereka berkumpul ke Seminari Menengah Siantar, di mana para pastor dan guru telah menunggu mereka. "Masa Siantar" dimulai dengan ucapan "Procedemus in Pace" (Mari kita maju dengan damai) dalam buku catatan Pastor Van de Laar. 

Potret sebuah ruang kelas di Seminari Menengah Christus Sacerdos, Pematang Siantar (Dokumentasi Pribadi)
Potret sebuah ruang kelas di Seminari Menengah Christus Sacerdos, Pematang Siantar (Dokumentasi Pribadi)

Sanctitas, Scientia, Societa, et Sanitas,

Pada awalnya prinsip multum in pauco itu merujuk pada tiga nilai seminari, seperti ditegaskan Mgr. De Jonghe, yaitu pietas, sapientia, dan disciplina. Dengan pietas dimaksudkan adalah kesalehan -- mencakup kasih, kesetiaan, dan ketaatan kepada Tuhan.

Sapientia merujuk pada rasionalitas dan kebijaksanaan berdasar sains atau ilmu-pengetahuan. Sedangkan disciplina menunjuk pada pengendalian diri dan keteraturan dalam hidup.

Eloknya tiga nilai seminari yang disampaikan Mgr. De Jonghe tahun 1952 itu ternyata dipertegas dalam dokumen Optatam Totius (Yang Diinginkan Bagi Seluruh Gereja, "Dekrit tentang Pembinaan Imam" dari Konsili Vatikan II yang diterbitkan 13 tahun kemudian (28 Oktober 1965).

Hingga kemudian tahun 1992 Paus Yohanes Paulus II menerbitkan Pastores Dabo Vobis (Gembala-Gembala Akan Kuangkat Bagimu). Dokumen "Anjuran Apostolik tentang Pembinaan Imam dalam Situasi Zaman Sekarang" (25 Maret 1992) ini menetapkan empat nilai utama kehidupan seminari yaitu humanitas, spiritualitas, intelektualitas, dan penggembalaan (pastoral). 

Proses formasi imam di semua seminari, termasuk SMCS tentu saja, kemudian difokuskan pada empat nilai itu. Pendidikan seminari diarahkan pada pembentukan calon pastor sebagai manusia yang seimbang, saleh, terpelajar, dan efektif sebagai (kelak) imam Katolik.

Itulah yang dimaksud dengan kata multum dalam frasa multum in pauco. Kata pauco menunjuk pada jumlah kecil "yang terpilih" mencapai tingkatan itu.

Suasana seminaris SMCS sedang belajar di kelas (sma-seminari.org)
Suasana seminaris SMCS sedang belajar di kelas (sma-seminari.org)

Khusus untuk SMCS, empat nilai (pilar) seminari itu dirumuskan sebagai sanctitas, scientia, societa, dan sanitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun