Untuk meyakinkan warga Samosir, Welsink dan para opsirnya duduk di bawah pohon di sisi timur sodetan. Maksudnya bila benar Samosir tenggelam, maka dia dan opsirnya akan ikut tenggelam.Â
Kerja rodi penggalian terusan dilanjutkan dan diselesaikan (1910) oleh residen pengganti Welsink yaitu C.J. Westenberg (1908-1911). Lalu diresmikan secara simbolik oleh Ratu Wilhelmina tahun 1913, saat pemerintahan Residen J.P.J. Barth (1911-1913).Â
Terusan sepanjang 1.5 km dengan lebar 25 meter itu dipersembahkan sebagai hadiah ulang tahun Ratu Wilhelmina (1913). Karena itu dinamai Wilhelminakanaal. Terusan ini mendahului Wilhelminakanaal (68 km) di Brabant Utara, Belanda yang mulai dibangun tahun 1909 dan selesai pada 1923.
Pembangunan Wilhelminakanaal, setempat disebut "Tano Ponggol", di awal abad ke-20 itu jelas dimaksudkan untuk mendukung mobilitas aparat dan pasukan Belanda. Sehingga proses-proses penguasaan geopolitik dan geoekonomi Tanah Batak atau Kaldera Toba menjadi lebih mudah.Â
Tentu terusan itu juga memudahkan mobilitas warga di sisi barat Kaldera Toba. Jarak perjalanan air dari selatan ke utara danau, dan sebaliknya, menjadi lebih dekat. Tak perlu lagi melambung ke sisi timur danau. Hal itu melancarkan arus barang dan manusia dari onan ke onan, antar pasar, di sisi barat Kaldera Toba.
Kemerdekaan yang Tak Merawat Tano Ponggol
Kemerdekaan dari kolonialisme itu selalu berimplikasi ganda pada tinggalannya. Merawat (dan memperbaiki) atau, sebaliknya, menelantarkan warisan penjajah.
Nasib Wilhelminakanaal, karena keterbatasan upaya pemeliharaan, cenderung terlantar di era kemerdekaan. Upaya pemeliharaan oleh pemerintah daerah lebih pada pengerukan sedimen saja. Tapi itu juga terbatas.
Aku pernah mengamati sendiri kondisi terusan Tano Ponggol, langsung di lapangan.Â
Pada tahun 1975, dalam rangka pelayaran keliling Samosir (Haranggaol - Pangururan - Palipi - Onanrunggu - Parapat), kapal danau yang kutumpangi melintasi terusan itu.Â
Dasar terusan tampak berlumpur di beberapa titik. Kapal harus bergerak ekstra hati-hati. Agar baling-balingnya tak membajak lumpur atau terjerat ganggang di dasar terusan.Â