Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Menggagas Riset Ekologi Manusia Kaldera Toba

15 Januari 2024   17:31 Diperbarui: 16 Januari 2024   09:15 781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebuah relung ekologi manusia Kaldera Toba di lembah Tipang, Baktiraja Humbang Hasundutan (Foto: calderatobageopark.org)

Badan ini punya dua bidang wewenang (otoritas) yaitu pengelolaan dan pengembangan suatu resort Kaldera Toba (387 ha di Kecamatan Ajibata) dan koordinasi/sinkronisasi perencanaan dan pengembangan kawasan pariwisata lingkar Kaldera Toba.

BPODT membagi Kaldera Toba ke dalam 6 Key Tourism Area (KTA) yaitu Parapat (MICE), Balige (Urban Heritage), Muara (Geo-Culture), Pangururan (Geotourism), Merek (Nature), dan Simanindo (Culture). Keenam KTA tersebut berimpit dengan 16 geosite BPGKT.

Boleh dikata pengembangan Kaldera Toba kini bersifat wisata sentris. Wisata menjadi sektor pemimpin (leading sector). Apa saja diimbuhi wisata. Danau, pantai, batu, sawah, hutan, bukit, air terjun, kuliner, tekstil, budaya, dan sebagainya dipoles menjadi potensi wisata.

Event kelas dunia juga digelar di sana dalam kerangka penjenamaan wisata kelas dunia. Semisal kejuaraan dunia powerboat F1H2O dan kejuaraan dunia Jetski Aquabike tahun 2023 yang lalu. 

Pertanyaan kritisnya apakah pengembangan Kaldera Toba hanya soal wisata semata? Seolah manusia kaldera itu hanya hidup dari wisata? 

Bukankah, sebelum wisata ada, manusia Kaldera Toba sudah berjuang membangun sistem pertanian pangan, hortikultura, kehutanan, perikanan, industri kerajinan, dan perdagangan? Juga bukankah sudah mengembangkan budayanya, sistem nilai, lewat pembentukan dan pelestarian ragam pranata dan organisasi religi dan adat?

Saatnya kini mengoreksi bias wisata dalam pengembangan potensi Kaldera Toba. Suatu paradigma yang bersifat holistik, yaitu ekologi manusia, bisa mengoreksinya.

Dalam rangka koreksi itu juga, pengembangan Kaldera Toba mestilah berbasis riset saintifik. Dengan demikian suatu riset ekologi manusia kaldera harus dilakukan secara berkelanjutan di sana.

Seorang nelayan sedang mardoton, menjaring ikan di Danau Kaldera Toba (Foto: Facebook Laketoba samosir via bisnis.com)
Seorang nelayan sedang mardoton, menjaring ikan di Danau Kaldera Toba (Foto: Facebook Laketoba samosir via bisnis.com)

Teba Riset Ekologi Manusia Kaldera

Sebagai suatu ekologi manusia, Kaldera Toba merupakan hasil interaksi tiga pilar ekologi. 

Pertama, kebumian atau geografi fisik Kaldera Toba khususnya aspek-aspek rupa bumi (geomorfologi), tata-air (hidrologi), tanah (pedologi), dan iklim (klimatologi dan metereologi).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun