Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Kambing Samosir, Plasma Nutfah Asli Kaldera Toba

10 Januari 2024   13:58 Diperbarui: 12 Januari 2024   18:06 1747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kambing panorusan samosir di padang penggembalaan (Foto: sinartani.com. 17/06/2019)
Kambing panorusan samosir di padang penggembalaan (Foto: sinartani.com. 17/06/2019)

Pengembangan dan Pelestarian

Sekali kambing samosir sudah ditetapkan sebagai plasma nutfah khas lokal, maka konsekuensi pengembangan dan pelestarian mengikut di belakang.

Terdapat dua masalah pokok peternakan kambing panorusan samosir secara in situ, di daerah Samosir sendiri.

Pertama, penurunan populasi kambing samosir di daerah Samosir karena faktor penyusutan areal penggembalaan atau keterbatasan daya dukung lingkungan.

Sebagai solusinya dapat dipertimbangkan dua langkah berikut:

  • Perubahan cara peternakan kambing dari pola ekstensif (pelepasan) ke pola intensif (pengandangan), disertai pengembangan budidaya pakan ternak kambing.
  • Integrasi pengembangan peternakan kambing dan pengembangan pertanian pangan. Hasil sampingan dan limbah pertanian dapat dimanfaatkan untuk pakan kambing. Antara lain jerami, tunas padi, daun jagung, daun kacang-kacangan, menir, dan dedak.

Kedua, tingkat fertilitas riil kambing betina yang kurang optimal karena jumlah pejantan yang terlalu sedikit.

Solusi jangka pendek untuk masalah itu adalah:

  • Program inseminasi buatan untuk kambing samosir.
  • Peningkatan jumlah kambing pejantan melalui usaha pembibitan ternak disertai usaha rekayasa budaya, khususnya penggunaan kambing betina untuk kegiatan adat.

Ketiga, pemurnian genetik kambing panorusan samosir. Arahnya untuk mendapatkan kambing samosir yang bulunya putih total dan tanduk serta kukunya coklat muda ke arah keputih-putihan. Dengan demikian tak ada lagi kambing samosir yang punya noktah bulu hitam.

Mungkin bisa diupayakan juga rekayasa genetik, semisal cloning, untuk mendapatkan kambing samosir dengan genetik murni. Hal itu sudah coba dilakuksn pada tedong bonga. kerbau bulai Toraja. Tentu perlu peran balai penelitian ternak BRIN di sini.

Keempat, pengembangan kuliner kambing samosir, sebagai alternatif untuk kuliner berbasis ternak babi. Misalnya pengembangan kuliner gulai kambing, sate kambing, dan sop kepala kambing yang sejauh ini tak lazim di Samosir.

Pengembangan kuliner semacam itu bisa mendorong pertumbuhan wisata halal. Pada gilirannya hal itu dapat meningkatkan permintaan daging kambing. Lalu di ujungnya mendorong peningkatan pembibitan dan peternakan kambing samosir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun